PROBLEM OF GOD

Jumat, 05 Februari 2010 21.34 by Patrisius Sixtus Bere
PROBLEM KETUHANAN DAN SOLUSI TEISTIK DALAM FILSAFAT TRANSENDENTAL IMMANUEL KANT



Gagasan tentang Allah adalah warisan klasik umat manusia. Maka penting sekali bagi kita untuk mengetahui apakah gagasan itu mempunyai nilai objektif atau tidak. Karena dari pemecahan soal ini tergantung seluruh orientasi dan arti hidup manusia.
Kontrol Filsafat mengenai ide tersebut telah dimulai oleh para filsuf jauh hari sebelum Kant. Namun dari penelitian dan pemikiran Kant kita dapat mengatakan bahwa hal ini ternyata sangat ketat dan tajam dalam Filsafat Transendental Immanuel Kant. Tese-tese filsafatnya menunjukkan bahwa kemungkinan untuk mengetahui realitas transcendental seperti jiwa, kebebasan dan Allah, bukanlah pekerjaan yang tepat bagi akal budi teoretis, karena Allah adalah satu bagian dari “noumenon” atau “external world” yang tidak sanggup ditelusuri oleh eksplorasi kategoris akal budi manusia. Pengertian manusia akan Allah metafisis yang telah dibangun oleh para Rasionalis pendahulu Kant seperti Ariestoteles, Thomas Aquinas, Descartes, Leibniz dan pengikutnya Wolf adalah absurd karena apa yang dipahami bukanlah realitas itu sendiri, melainkan realitas sebagaimana ditampung dalam ide-ide dan akal budi manusia. Seorang Allah yang sesuai dengan prasangka-prasangka dan keinginan-keinginnan manusia sendiri.
Manurutnya, Allah bukanlah suatu entitas actual dan yang dapat direduksi sebagai “makhluk”. Allah adalah idea dari “reinen Vernunft”, satu idea yang tidak berkorelasi dengan realitas. Pemikiran Kant inilah yang lazim dikenal dengan istilah Agnostisisme. Secara sederhana saja, istilah ini dapat dipahami demikian; kita tidak dapat mengetahui apakah Allah ada atau tidak. Dan karenanya ia menghendaki “agama dalam batas rasio murni.” Menurutnya kita harus “menolak pengetahuan, supaya dapat menyediakan ruang bagi iman.”
Maksud Kant sebenarnya dapat dirumuskan secara sederhana “jangan sentuh metafisika!” karena metafisika merupakan lautan dalam dan gelap yang tak mungkin terseberangi. Bila hal itu dilanjutkan maka Metafisika akan terjerumus dalam Antinomi dan Paralogisme. Metafisika yang Dogmatis (maksudnya adalah Kosmologi Rasional, Psikologi Rasional dan Teologi Rasinal) adalah sia-sia dan tidak masuk akal karena mengabaikan Krisisme atau penyelidikan sebelumnya terhadap batas-batas pengetahuan rasio manusia.
Meskipun Kant mengumumkan usaha Teologi Tradisional atau Transendental adalah “sia-sia dan tidak berlaku.” Tetapi Kant percaya dan tidak menolak adanya suatu realitas nomenal yang kita sebut Allah walaupun argumentasi mengenai realitas objektif Allah tidak dapat dibuntikan.
Solusi teistik Kant yang dapat ditemukan dalam karya-karyanya dalam bidang Epistemologi, Moral dan Agama menunjukkan bahwa Allah adalah Idea Regulatif yang berfungsi menata pengetahuan manusia atas realitas. Allah juga hanya dapat dipahami dalam hubungannya dengan moralitas. Moralitas mengerti ide ketuhanan dan agama. Validitas hukum moral hanya dapat dipertanggungjawabkan bila kita mengakui Allah sebagai pemberi hukum moral manusia. Di sini pula letak sesungguhnya agama universal yang mau diperjuangkan Kant, yakni agama sejauh mengakui Allah sebagai pemberi hukum moral bagi manusia. Agama Kantian ini mendambakan suatu masa di mana keimanan historis eklesiastikal partikular tidak lebih dari sekedar sarana bagi keimanan dan keyakinan religius murni.
Kehormatan moralitas manusia yang diperjuangkan Kant di satu pihak menemui jalan buntu dalam penerapannya namun dengan demikian dia juga telah mensintesekan pikiran moralnya dengan ketiga aspek yang telah dikritiknya. Moralitas yang dibangun Kant merupakan jembatan penghubung yang aman bagi pengetahuan metafisis kita. Kant mengumandangkan kepada kita bahwa manusia perlu memanfaatkan masa hidupnya bukan untuk memikirkan hal-hal mentafisis tetapi melaksanakan moralitas yang memampukan kita untuk mengerti hal tersebut. Moralitas yang mau dibangunnya adalah moralitas berdasarkan kebebasan yang secara perlahan mengantisipasi dan menuntun manusia kepada kebahagiaan dan hal-hal lebih tinggi yang tidak dapat dipikirkan manusia. Nmoralitas mengerti ide ketuhanan.

0 Response to "PROBLEM OF GOD"

Posting Komentar