Kenangkan!! lupakan jangan...

Sabtu, 06 Februari 2010 15.47 by Patrisius Sixtus Bere
KAMIS PUTIH
TAHUN A/II
2008

KENANGKAN, LUPAKAN JANGAN!!!

……………………………….
Dalam pengalaman setiap hari misalnya ketika berpisah, akan bepergian ke luar daerah, akan meninggal, seseorang biasanya meninggalkan kenangan berupa ciuman perpisahan, sapu tangan persahabatan, kata2 pisah, surat wasiat, petuah dan nasihat, wejangan dll. Pada sore hari ini, kita memperingati pertemuan terakhir Yesus dengan murid2Nya. Dapat dibayangkan bahwa saat2 seperti ini merupakan pertemuan yang mengharukan karena tak mungkin terulang kembali sebuah pertemuan yang lengkap seperti ini. Pada saat inilah Yesus membuat sebuah kenangan yang tak dapat terlupakan; pembasuhan dan Penetapan Ekaristi.Inilah dua hal mendasar yang menjadi inti Perayaan Kamis Putih. Kenangan Yesus bukan sebuah kata-kata kosong karena dibarengi dengan tindakan nyata; pembasuhan.
………………………
Kita belajar 2 hal di sini.

• Teladan Cinta dalam Pelayanan. Hari ini adalah hari Cinta Kasih. Untuk kaum muda dan Remaja Hari Kasih adalah 14 Februari di mana masing-masing pasangan ingin memberikan sebuah kenangan manis untuk mereka yang dicintai. Untuk kita, inilah hari Cinta Kasih yang memberi kita inspirasi dan harapan bahwa Cinta dapat mengalahkan segala sesuatu termasuk nafsu sekalipun. Inilah sebuah contoh konkret yang ditunjukkan oleh Yesus sendiri yang telah turun dari martabatNya yang Ilahi sebagai Anak Allah. Ia datang kepada umat manusia untuk melayani hingga sehabis-habisnya. Nai ida maak Naraik an lanasaek an hanesan nuu Maromak ida. Dia rela meninggalkan atributNya sebagai Allah dan mau “membasuh kaki” muridNya. Ini adalah pekerjaan yang biasa bagi seorang hamba hina dina. Tetapi Ia mau mengambil itu sebagai milikNya. ”AKU YANG ADALAH TUHAN DAN GURUMU, MAKA KAMU WAJIB SALING MEMBASUH KAKIMU”. Yesus tidak pernah memilih bahwa Ia harus membasuh kaki murid yang satu dan tidak untuk murid yang lain. Yudas sama sekali tidak menghalangi keinginan hati Yesus untuk melayani setiap tipe manusia. Petrus yang hendak menolak juga tidak menjadi alasan Tuhan membiarkan Dia. Semuanya mendapat pelayanan; kaya miskin, kotor bersih, baik jahat, benar salah, kampung kota, keluarga dan yang buka keluarga, dll. inilah Cinta yang harus terwujud melampaui batas tanah, batas kampung, batas negara, batas KUB, batas keluarga, batas Suku, dll. Cinta itu harus terwujud dalam bentuk pelayanan yang konkret. Santa Theresia dari Calcutta : Iman dalam perbuatan adalah Cinta dan Cinta dalam perbuatan adalah Pelayanan” (Total Surrender, hal 129).

• Hal kedua adalah Ekaristi. Yesus meninggalkan sebuah kenangan abadi dalam Bentuk Ekaristi. Ekaristi naak sa ida? Eukaristein yang berarti ucapan syukur. Dalam hal ini kita bersyukur karena Allah memberikan AnakNya menjadi santapan bagi kita; Tubuh dan Darah PuteraNya. Pelayanan dan penyerahan diri yang total ditunjukkan oleh Yesus dengan mencurahkan darahNya sebagai ganti Anak Domba Paskah silih atas dosa Israel. Cara lama telah diganti dengan cara baru. Dulu orang Israel menggunakan Ran manas dan Ran malirin untuk silih atas dosa-dosa mereka. Inilah yang telah diubah secara total oleh Yesus dengan darahNya sendiri; sekali untuk selamanya.

 Terhadap perjamuan Tubuh Yesus mengatakan : Inilah tubuhKu….
 Terhadap perjamuan Darah Yesus mengatakan: Inilah darahKu…

Inilah cara Yesus yang total dan habis-habisan. Pelayanan yang membuahkan pembebasan dan keselamatan, sehingga kita yang setiap kali ikut ambil bagian dalam PE, dipanggil untuk melayani sampai sehabis-habisnya. Kita tidak merayakan Ekaristi karena dipaksa oleh Ketua Lingkungan dan KUB, menyenangkan anak dan orang lain, supaya dinilai baik oleh tetangga, tetapi seluruh hidup adalah ungkapan syukur kepada Allah. Seperti bunyi sebuah lagu:“Seluruh hidupku akan menjadi pernyataan syukur pada Tuhan”.
…………………. Kita mengenal Ibu Theresia dari Calcutta (+1997). Karya mereka yang terutama adalah merawat mereka yang miskin dan malang, yang sakit dan terlantar. Setiap kali ditanya mengapa mereka melakukan hal itu jawabannya : “karena dalam wajah mereka yang malang ini kami melihat Kristus dan agar sekurang-kurangnya menjelang kematiannya, orang-orang ini diperlakukan secara manusiawi dan merasakan kasih”. Kemudian ditanya dari mana mereka memperoleh kekuatan untuk melakukan itu, mereka menjawab : “dari sembah sujud di hadapan Sakramen Maha Kudus yang dijalankan setiap hari”. Tanpa doa dan Misa, mereka hanya menjadi pekerja sosial sebagaimana yang dilakukan kebanyakan orang termasuk yang tidak beragama dan beriman.
Semoga hari ini mengingatkan kita akan penghormatan kita terhadap Sakramen ini yang telah memberi kehidupan bagi kita.
Cerita: Pada suatu musim kemarau yang panjang, terjadi kelaparan dan kehausan hebat. Terjadi krisis air. Seekor induk burung Pelikan (manu……. ) dan anak2nya ada dalam bahaya maut. Demi keselamatan anak-anaknya, unduk itu dengan paruh yang tajam mematuk dadanya sendiri hingga mengalir keluar darah segar. Mereka lolos dari bahaya kehausan namun induknya sendiri mati karena kehabisan darah. Kematian yang indah. Dalam hatinya ia berkata: Kenangkan, Lupakan jangan!!!
Amin.

0 Response to "Kenangkan!! lupakan jangan..."

Posting Komentar