MANU AMAN MUTIS

Minggu, 21 Februari 2010 12.43 by Patrisius Sixtus Bere 3 komentar
Lagu Pop Belu *)
(dengan Tarian Tebe)

Manuaman Mutis nain
Manuaman Mutis nain
basa liras temi rai
foti haukan rain.
Saki hau nia rai o
lele hau nia rai o
lao lemorai
mai haksolok hau nia rai

O..o.. nai Benenai
sura tinan tau mai
ami mate tan Besikama be la sala
Manoin lai
O..susar atu mate o
susar atu mate
tan nai Benenai

*)Lagu ini dipopulerkan oleh kel 'MANUKIAK GRUP HALILULIK - BELU' dengan sedikit pengaruh dialek Tetun Timor Leste. Lagu ini selalu membangkitkan semangat Ema Belu untuk menari Tebe sambil bergandeng tangan

Keterangan:

Benenai, sungai terbesar di Belu bagian Selatan
Besikama, Ibukota kecamatan Malaka Barat - Belu
Manuaman Mutis, simbolisasi banjir
Mutis, gunung Mutis antara Kabupaten TTU dan TTS di Pulau Timor
Tebe, Tarian ritmis daerah Belu dengan birama 2/4 dengan formasi lingkaran

KAHO NO SUSU TUNUN

12.26 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
Kaho no Susu Tunun
Labu-Susu Bakar
(makanan khas Belu-Timor)

Bahan:

# Buah Labu (Labu tua berwarna kuning)
# 2 botol susu sapi (kerbau) murni

Cara Buat:

Labu dibersihkan dan dilubangi bagian atasnya. Dilubangi agak miring biar tidak jatuh ke dalam bila digunakan lagi sebagai penutup.
Keluarkan biji dan seluruh bagian dalam Labu (jeroan)
Sementara itu siapkan bara api dan alat panggang (bila perlu)
Tuangkan susu murni ke dalam labu yang sudah dibersihkan tadi itu sampai kira-kira setengah bagiannya
Letakkan di atas bara api atau alat panggang selama beberapa waktu
Biarkan sampai seluruh susu sapi itu meresap ke dalam buah labu
Dinginkan dan hidangkan
Selamat mencoba...nyam..nyam..nyam...hmmmm

Der Gegrillte Milchkürbis
(Spezialität aus Belu-Timor)

Zutaten:

1 Kürbis (grosser und alter Kürbis)
2 Flaschen Milch (die Kühe Milch)
Salz (1/2 EL)

Zubereitung

- Zuerst wird der Kürbis sauber gemacht
- und dann wird er mit dem Messer oben gelocht
- Die Kürbiskerne werden mit dem Löffel herausgenommen
- Die Milch wird in den Kürbis eingegossen (Hälfte des Kürbis)
- Der Kürbis mit Milch werden uber glühender Kohle (die Glut) auf den Grill gestellt
- Dazu wird wenig Salz gegeben
- Lass das ungefahr 30 Minuter auf die Glut liegen
- Wegen der lange Heizung wird die Milch alles absorbiert
- Zum Schluss wird der gegrillte Milckürbis abkühlen lassen und kalt gegesen
- Guten Apettit....

Orang Belu dan Nama

Rabu, 17 Februari 2010 14.17 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar

"Nama menunjukkan bangsa". Istilah ini memiliki makna yang mendalam. Di dalamnya tersimpan sebuah kesadaran eksistensial mengenai identitas dirinya. Dengan nama seseorang merasa dirinya eksis dalam menempati ruang dan waktu. kesadaran Spasiotemporal terungkap juga dalam dimensi sebuah nama. Di dalamnya manusia merasa dan menghidupi cita rasa, filosofi dirinya dan bangsa dari mana ia muncul, dan dimana ia bertumbuh.
Orang Belu sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia selalu melihat juga kekayaan dimensi realitas lewat sebuah nama. Nama adalah sebuah anugerah (Gabe) sekaligus sebuah tugas dan tanggung jawab (Aufgabe) yang harus disikapi dan dihidupi.
Perkembangan dunia dewasa ini yang sering orang kenal sebagai globalisasi telah menghantar manusia pada sebuah situasi hilangnya sekat antar para bangsa dan kebudayaan. ketiadaan sekat ini memberikan dampak positif bagi kemajuan berpikir dan bertindak sekaligus mengancam manusia pada realitas kehilangan identitas diri, grup, klan, dan lain sebagainya.
Saya melihat ini dari sudut pandang nama seseorang. Dengan mengetahui sebuah nama, memikul sebuah nama, menyandang sebuah nama, orang sebenarnya diajak untuk memikirkan realitas dirinya, dunianya, dimensi terdalam yang harus dihayati dan dilaksanakannya, keberbedaannya, .... (rintisan..bersambung)

ABUK
Aek
Afu, nama sapaan manis untuk perempuan
Anok
Asa
Asten
Asuk, binatang anjing
Ata
Ati
Atok

BALOK
Bau
Badak, pendek
Belak, pelat atau datar
Besin
Bere
Berek
Bete, sapaan manis untuk wanita
Bia
Biak
Bikan, piring atau pinggan
Biru, warna biru
Bita
Bitin, tikar
Bria
Bone
Buik, nama sapaan yang manja

DAHU
Dare
Deka
Delin

ENO

FAHIK
Fetok, wanita atau bersifat wanita
Fahik, binatang babi (?)
Faru, pakaian
Fatin,
Fuin
Fuka, sejejnis pohon
Fulon
Fun
Funan, bunga atau kuncup pada bunga

HALE
Halek
Hoar

IKUN, si bungsu
Iku

KABUAR, bulat atau bundar
Kali
Kalin
Kasa
Klau
Klaran, di tengah atau pertengahan
Klon, sapaan manis untuk perempuan atau lelaki
Koba, tempat siri pinang
Koli
Kolo
Kon


LAN, hangat atau suam kuku
Lala, di tengah; anak tengah
Lelo
Leon, rindang, rimbun, teduh
Leki, kera
Lin
Lirin
Lisu
Liun
Lon
Lorok, Matahari
Lotu, kecil
Lotuk, kecil

MANEK, sejahtera dan jaya
Mafo
Makaraek
Mali
Mau
Mauk
Man, ringan (dan rajin)
Manu, ayam
Mako, pinggan atau mangkok
Matak, segar atau berwarna hijau
Matas, dewasa dan tua
Meak, berwarna merah
Meko
Mera, berwarna merah
Metan, berwarna hitam
Metak, berwarna hitam
Meti
Moru, terasa pahit
Moruk, pahit
Modok, berwarna kuning
Morik, harum mewangi

NAHAK
Neon, hati nurani
Neno
Niti
Nurak, muda dan segar

ONI

ROMAN, terang benderang
Rafu

SERAN
Saka
Sian
Siku
Son
Soi, kaya atau kekayaan
Susar, sulit

TAE
Taek
Taha, parang
Tahan, daun pohon
Tefa
Teu, merpati (dari Lakateu)
Tobu
Toi

UN
Unu, sulung

WEN, air (basah)

RITUAL HASE HAWAKA

13.43 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
Hase Hawaka

Hase Hawaka (Indonesia; Salam, English: Greeting, Deutsch: Begruessung) adalah sebuah ritual sapaan adat yang dibawakan atau diucapkan oleh Penutur (dalam istilah Bahasa Tetun disebut Makoan) dalam sebuah acara penyambutan/penerimaan seorang tamu (biasanya seorang pemimpin Agama, Pemerintah, tamu penting dari tempat lain, dll). Di dalam ritual ini terungkap dimensi persahabatan yang mendalam dan eksistensial antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam hidup (dunia) dan manusia dengan Tuhan sebagai Asal dan Tujuan Hidup manusia.
Dalam menjalankan tugas penyambutan ini, seorang Penutur biasanya didampingi oleh beberapa orang lain yang telah ditunjuk (biasanya adalah pemuka-pemuka masyarakat atau adat setempat)menyambut tamu atau undangan di sebuah gerbang (suatu tempat yang telah disepakati bersama) di mana di situ juga ada orang lain dengan tujuan yang sama yakni menyambut kedatangan orang atau tamu.
Setelah selesai, tamu dan para undangan akan dikalungi dengan sejenis kalungan dari kain adat (dalam bahasa Tetun: Tais)oleh (para) gadis. Biasanya arakan akan diserta sebuah tarian penyambutan yang disebut Likurai (yang dibawakan oleh lk 10 orang penari perampuan yang menari sambil memainkan genderang/tihar. Tarian ini bisa dilengkapi dengan 2 orang penari pria yang mengikuti arakan penari sambil memainkan pedang atau selendang.....(bersambung)

HASE HAWAKA *)

Ina hei, hei ama
Ama he, hei ama
O atu sei toba mader lai
O atu sei mate mader lai
ta'an tilun manono
baba no lian
ta'an tilun manono
lia husar rain
iha leten ba
iha as ba
lolo liman la to'o
dai ain la dais
isin la besi
ran la manas
nahiti nola
nak bonan nola
klosan mane Maromak
(Ama Bispo Ama Nai Lulik
.............nama orang ybs)
Nia fo beran
Nia fo bensa
na'ak atu bali nola
na'ak atu lituk nola
Maromak nian Mamfatin
bali nola
lituk nola
nodi ibun Maromak
nahosar lia husar
rain ba ita
fafudin raik laran
bi'i ain la sidi
bi'i ain la sala
tebes bali nola
tebes lituk nola
Mamfatin Ama Maromak
hori uluk nikar
ohin loron
Dato serani binan serani
ktetuk no nesan
fui mutu ibun
fui mutu lian
hodi haman hatetu
(.........nama ybs)
ba uma metan Maromak
Hei, man no lais sia
(jawab: Hee)
na'ak to'o fatin ti'in
tetuk no nesan ti'in
atu haman (........)
hikar uma metan Maromak
(Jawab: Hee....)

*) Contoh Hase Hawaka dalam penyambutan Pemimpin Agama Katolik

Istilah

- Belu, Kabupaten Belu di Pulau Timor (bagian barat) - Prop. NTT
- Likurai, sejenis tarian ritmis dari Belu yang dibawakan oleh wanita sebagai
penari sekaligus pemain tihar bersama Pria sebagai pengiring tarian.
- Makoan, Penutur adat, juru bicara masyarakat adat
- Tetun, salah satu dari 4 bahasa yang dipakai di Belu (Mayoritas)
- Timor, Pulau Timor di Indonesia bagian Tengah
- Tihar, genderang yang terbuat dari kayu dan kulit binatang
- Tais, kain adat bermotif dari Belu
- Maromak, Istilah untuk Allah dalam bahasa Tetun

Bae Sonde Bae

Senin, 15 Februari 2010 21.35 by Patrisius Sixtus Bere 2 komentar
Bae Sonde Bae
(Lagu POP Timor - NTT)

Besong jangan bilang tana timor sonde bae.
Besong jangan bilang FLOBAMORA sonde bae.
Bae sonde bae, bae sonde bae tana timor lebe bae.
Bae sonde bae, bae sonde bae Flobamora lebe bae.

Di Sumba sana ada kuda Sandelwud.
Di Flores sana ada si Komodorensis.
Di Alor sana ada buah Kenari.
Di Timor sini ada wangi cendana.

Setiap hari beta makan jagung bose.
Beta haus beta minum gula air.
Di Larantuka torang makan jagung titi.
Pung enak lagi makan buah kenari.

Di Nusa Lote ada tempat Oemau.
Di Flores sana ada danau Kelimutu.
Di Sabu sana ada tempat Teli Hau.
Di Timor sini mandi di Lasiana.

Originale Uebersetzung

Saget nicht, Timorheimatland ist nicht gut.
Saget nicht, Flobamora ist nicht schön.
Wie du willst, Timor ist aber gut.
Wie Sie möchten, Flobamora ist aber schön.

Gestampften Mais esse ich täglich.
Palmzucker trinke ich sehnlich.
Wir sehnen uns nach larantukischen Mais.
Kanari wünschen wir sehr.

Es gibt in Inseln Lote Oemau.
Der Kelimutusee befindet sich in Inseln Flores.
Es gibt in Sabu Telihau.
Das Lasianasee befindet sich in Timor.

Oras Loro Malirin

Minggu, 07 Februari 2010 11.07 by Patrisius Sixtus Bere 2 komentar
ORAS LORO MALIRIN (Lagu Tradisional Belu)

1.Oras loro malirin, Teu tanis laka teu tanis. Tanis na'ak nian ina ro sina sae ro sina.
2.Taka sela ba kuda, lun turu bete lun turu, Bete keta lun turu, ba kikar ba mai kikar.
3.Ohin kalan sei rani, ai ida mutu ai ida, awan ami ain foho, ain tasi emi ain tasi.

Terjemahan asli:

KALA SENJA HARI

1. Waktu senja hari, merpati meratap sedih. karena ibunya pergi dengan kapal laut.
2. Pelana dipasang pada kuda, Bete menangis, jangan menangis karena saya pergi untuk kembali.
3. Malam ini kita masih bersama-sama, esok kami menuju utara dan kamu ke selatan.

Originale Übersetzung:

AM NACHMITTAG (Ein Volkslied)

1.Am Nachmittag weint die Taube. Weil ihre Mutter mit dem Schiff fährt.
2.Wenn der Sattel auf das Pferd eingesetzt wird, bricht Bete in Tränen aus. Weine nicht! Ich will zurückkommen.
3.Diese Nacht sind wir uns zusammen. Am morgen werde ich im Nord und du wirst im Sud (sein).

O lala - Lagu Tradisional Belu

11.01 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
O lala...

Neon nalo bodik o lo bodik isin lolon,

O lon Bete helen o lele a la hai ala,

sei kodi tetu o lo atu kodi tetu.,

O LALA

Tasifeto no Tasi Mane

10.57 by Patrisius Sixtus Bere 4 komentar
TASIFETO NO TASIMANE*
1=C; 3/4
Sy/Lg/ : Abraham Taek

1. Tasifeto no Tasimane,
hamutuk lian ida,
hodi hader rai Belu soruk ba ba dei.
Moris oli keta halua,
halao lia bot rua,
hamulak no serwisu madinas//

Reff,
Iha moris sura loron
keta tur hodi baruk,
tan Maromak fo ba ita niakan is no beran bot,
bodik ukun sasa iha raiklaran ne'e,
halo tuir Maromak niakan hakara.

Terjemahan asli: (bukan untuk dinyanyikan)

Tasifeto no Tasimane

1. Tasifeto no Tasimane,
mari kita bersatu hati,
untuk membangun daerah Belu, terus maju.
Tetapi ingatlah untuk menjalankan dua hal penting;
berdoa dan bekerja.

Reff,
Dalam kehidupan setiap hari,
jangan duduk berpangku tangan.
Karena Tuhan telah menganugerahkan pada kita
kekuatan untuk mengatur alam semesta.
Bertindaklah menurut kehendak Tuhan

Originale Übersetzung:

Tasifeto und Tasimane,
lasst uns eins werden,
das Belugebiet zu entwickln.
Die beiden nützen Hauptsachen nicht zu vergessen;
Beten und Arbeiten.

In den täglichen Lebens sei nicht zu faul,
weil uns der Almächtiger Gott die Kraft gegeben hat,
um das All zu führen.
Macht die Willen Gottes.

Tasifeto :
Secara harafiah berarti Laut Perempuan/Utara (Pantura)
Belu (bagian) Utara ; Nordbelu
Tasimane :
Secara harafiah berarti Laut Laki-laki/Selatan (Pansel)
Belu (bagian) Selatan ; Suedbelu

Renungan Harian Pekan Biasa I - Tahun A/II

Sabtu, 06 Februari 2010 16.07 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
RENUNGAN - RENUNGAN HARIAN

SENIN PEKAN BIASA I

TAHUN A/II

RENUNGAN
………………….
Setelah peristiwa Pelantikan Yesus sebagai Anak Allah pada saat pembaptisanNya, Yesus mulai mewartakan Sabda Allah/ Kerajaan Allah. Hal pertama yang kemudian dilakukanNya adalah memilih para murid yang akan membantu Karya pewartaanNya.
Dalam Injil Hari ini, kita mendapat beberapa pesan fundamental untuk kita:

• Seting kisah ini adalah Danau. Yesus sementara mengajar dekat danau. Danau ini adalah gambaran situasi kehidupan manusia. Manusia mudah sekali tenggelam dalam danau egoisme dan nafsu serta kepentingan diri sendiri. Manusia sering tenggelam dalam danau kesenangan diri yang tidak menjamin mutu hidup. Danau seringkali merupakan tempat yang berbahaya bila dibandingkan dengan darat.

• Murid-murid dipanggil sebagai penjala manusia untuk menolong orang yang putus asa dalam lautan derita dan persoalan ke”daratan” yang aman dan nyaman. Oleh karena itu maka sebagai pemukat, seorang murid harus mempunyai kualitas2 seperti:

o Kesabaran; sebagaimana sabar sampai ikan masuk ke dalam jala. Cemas dan gelisah tidak akan menyelesaikan soal. Apalagi keinginan untuk cepat mendapat hasil.
o Tabah; bila nampak gagal. Pemukat yang ulet adalah sebuah usaha terus-menerus.
o Keberanian; perahu yang kecil harus siap masuk ke dalam lautan yang luas dan penuh bahaya dan tantangan ombak yang dasyat.
o Mata yang tajam. Seorang pemukat ikan adalah orang yang jeli melihat situasi. Hal yang baik dan benar, kadang perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
o Dirinya tidak sampai terlihat; seorang penjala yang menonjolkan diri, hampir pasti tidak akan mendapatkan ikan tangkapan. maksudnya yang diwartakan oleh para pemukat manusia adalah Yesus dan karya serta sabda-sabdaNya.
……………………..
5 kriteria ini merupakan jawaban yang tepat terhadap tuntutan kita sebagai orang Kristen yang mengaku murid2 Kristus. Semangat Natal haruslah terugkap dalam kehidupan harian yang makin berkualitas.


Rm. Sixtus Bere, PR


SELASA PEKAN BIASA I

TAHUN A/II

RENUNGAN
…………………….
Kisah pengusiran setan/roh jahat/penyembuhan penyakit bukan sesuatu yang asing dalam dunia pada zaman Yesus dansebelumnya. Masyarakat kita juga mengenal dengan baik sekali. Tetu kita tidak gampang membayangkan begitu saja Yesus mengunakan akar-akar, daun-daun, dll; walaupun dapat dipastikan Yesus mengenal praktek ini dalam masyarakat Yahudi.
Dalam Kisah peyembuhan pertama Yesus versi Markus ini, ada beberapa nilai yang dapat kita pelajari dari kemunculan tokoh-tokoh dalam Injil:

• Yesus
Mulanya Ia mengajar “dengan penuh wibawa”. Berikutnya ada pergeseran dari pengajar kepada seorang Excorcis (pengusir setan). Setan keluar tanpa kompromi. Alasannya Yesus bertindak dengan penuh kuasa Allah. Dia mengerjakan karya Allah. Yesus bertindak pada saat yang tepat dengan hasil maksimal; setan lari, orang banyak heran dan takjub bergerak perlahan kepada iman yang murni.

• Ahli Taurat
Mereka adalah para ahli KS Yahudi. Mereka suka mengklaim bahwa mereka tahu banyak tentang KS. Mereka akan dengan gampang menilai orang sakit tadi sebagai orang berdosa dan dihukum Allah. Pandangannya selalu negatif. Dan ini dikecam oleh Yesus. Cara pandang Yesus terhadap si sakit sangat berbeda. Kerahiman dan cinta Allah bersifat riil dan universal, menyentuh kemanusiaan kita, kekurangan dan kelemahan kita. Kita jangan tergoda melihat kesulitan dan masalah dalam hidup sebagai akhir yang buruk, saat yang buruk, hari-hari sial yang menghancurkan masa depan kita.

• Si Sakit
Si sakit adalah simbol kondisi-kondisi dan kelemahan khas manusia termasuk dosa. Hal istimewa yang dapat kita lihat dari si sakit adalah harapan yang tidak pernah padam dan malu-malu untuk sembuh. Sebagai “orang sakit” kita diminta untuk jujur mengatakan sakit dan masalah kita di hadapan Tuhan.

• Orang Banyak
Tindakan populer biasanya diminati banyak orang. Dalam kasus ini memang benar karena berhubngan dengan iman. Tapi Tuhan mau supaya kita bisa melihat karya Tuhan dalam hal2 sederhana dan biasa-biasa; keseharian kita, kerja…, orang…, dll..

Rm. Sixtus Bere, PR


RABU PEKAN BIASA I

TAHUN A/II

RENUNGAN

Di jendela sebuah Rumah tertulis: “Jika anda butuh pertolongan, ketuklah di sini”. Yesus baru saja selesai mengajar di Sinagoga dan menyembuhkan orang sakit. Sekarang Dia menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit. Itulah Yesus, yang siap sedia menolong, tanpa mengeluh. Itulah Yesus, yang menerima tugas dari Allah. Dia sadar akan tugas dan tanggungjawabnya terhadap orang lain.
Pesan kedua yang kita peroleh dari bacaan hari ini adalah bahwa Yesus bertindak tanpa imbalan pujian. Ia membuat mukjizat bukan di kerumunan masa, tapi di sebuah pondok kecil di Kapernaum. Cara pikir Yesus sangat lain dengan kebanyakan. Seringkali kita berlaku kasar dan buruk dalam rumah dan sopan di luar rumah. Mungkin kita adalah orang yang ramah, suka menolong orang asing tetapi berlaku sebaliknya untuk orang-orang di sekitar kita, orang-orang dekat kita.
Pesan ketiga dapat kita pelajari dari pribadi ibu mertua Petrus; kemudian perempuan itu melayani mereka. Ia sadar bahwa anugerah berupa kesehatan yang sekarang ia miliki adalah kesempatan untuk melayani orang lain; Yesus dan rombonganNya. Kita seringkali dianugerahi bermacam-macam kelebihan dan bakat yang harus kita pakai untuk melayani orang lain, tetapi itu tidak kita pakai. Kita juga dianugerahi kekuatan dan kesehatan untuk berpikir dan bertindak maximal. Sebagai pelajar tentu kita harus pakai untuk menjadi pelajar yang cerdas, bertanggung jawab, disiplin…. Inilah tugas yang harus kita pikul sebagai orang Kristen.
Kesibukan seringkali membuat kita lupa menjalin lagi hubungan dengan Tuhan. Kita butuh kekuatan rohani untuk bertindak secara jasmani. Yesus sadar itu, pekerjaanNya masih banyak; juga di kota2 lain Aku harus mengajar karena untuk itulah Aku telah diutus. Itulah pesan terakhir yang dapat kita bawa pulang untuk kita buat sebagai orang Kristen. Semoga tawaran keselamatan Allah ini menjadi bahan permenungan kita.

Rm. Sixtus Bere, PR

M I S A H A R I A N

KAMIS PEKAN BIASA I

TAHUN A/II
Santo Antonius, Abbas

RENUNGAN
……………………
Pada tahun 1922, 9 pengusaha paling berhasil di dunia mengadakan sebuah pertemuan istimewa di Chicago. Mereka adalah kumpulan ahli yang membahas bagaimana rahasia mendapatkan uang dan keuntungan sebesar-besarnya. Mereka adalah orang-orang yang sangat peduli dengan uang dan kesuksesan.
Bagaimana keadaan ke-9 pria itu 27 tahun kemudian?

• Charles Schwab, presiden dari sebuah perusahaan baja terbesar meninggal dalam keadaan bangkrut dan hidup dari pinjaman di tahun2 terakhir hidupnya.
• Samuel Insull, presiden perusahaan produksi bahan kebutuhan pokok terbesar, meninggal sebagai buronan dan hidup melarat di negeri asing.
• Howard Hopson, presiden perusahaan gas terbesar, menderita sakit ingatan.
• Arthur Cutter, spekulan gandum terbesar, meninggal di negeri asing dalam keadaan amat miskin.
• Richard Whitney, presiden bursa saham New York, menyekap dalam tahanan di Penjara.
• Albert Fall, seorang anggota kabinet Presiden, diberi pengampunan dari penjara agar ia dapat meninggal di rumahnya.

Kita tidak tahu persis orang-orang ini. Tetapi kita tahu bahwa mereka adalah orang pada masanya yang hebat menghasilkan uang dan meraih sukses besar tetapi kurang hebat dalam mengetahui bagaimana mereka harus hidup. Mereka menghabiskan energi untuk tahu dan mengabdi pada kesementaraan dan lupa akan nilai-nilai fundamental yang abadi. Sebuah pelajaran berharga bagi kita adalah bahwa uang bukanlah tujuan akhir dari perjuangan kita. Sukses bukanlah kata akhir yang menjadi tujuan sejati kita orang Krsiten. Uang, harta dan kesuksesan adalah sebuah kemungkinan yang dapat kita pakai untuk mengikuti Allah dan Yesus. Allah menghendaki kita menjadi orang baijaksana menggunakannya.

Rm. Sixtus Bere, PR



JUMAT PEKAN BIASA I

TAHUN A/II

RENUNGAN
………………………………
Ada sebuah pergeseran dari rasa suka menjadi benci kepada Yesus. Pada mulanya semua orang senang karena Yesus memberikan kesembuhan untuk berbagai penyakit. Tidak dapat disangkal juga bahwa kita juga akan menjadi orang yang menyenangkan kalau kita memberikan kepada orang lain apa yang menjadi kebutuhannya, kesenangannya. Tetapi ada saja manusia yang berpikiran dan berperasaan lain seperti yang hari ini kita dengar dari ungkapan Farisi dan Ahli Taurat “Ia menghojat Allah”. “siapakah Dia sehingga bisa menghapus dosa manusia?”.
……………….
Beberapa pokok pikiran yang bisa membantu kita:

• Sebagaimana Yesus, kita hanya berhak untuk berbuat kebaikan. Apapun alasannya. Yesus meyembuhkan orang sakit pada masanya. Dan Tuhan mempunyai misi yang harus kita jalankan pada masa dan zaman kita. Kita masing-masing dipakai Tuhan pada masa kita. Ini perintah yang cukup kuno. Pengikut Budha juga mendengarnya dari sang Budha sendiri: kita hanya berhak untuk berbuat Dharma dan bukan hasilnya.

• Ada saat di mana usaha dan kerja kita tidak dihargai dan itu tidak menjadi alasan kita berhenti melakukannya.

• Perubahan memerlukan orang yang bertahan terhadap segala tantangan. Tantangan bukan dimaksudkan sebagai kesempatan untuk menghentikan semua usaha karena putus asa. Ada orang-orang dan saat-saat yang ‘dikirim’ Tuhan untuk memperkuat intensi dan usaha kita. Yesus terbukti sebagai Anak Allah yang setia bertahan sampai akhir.



Rm. Sixtus Bere, PR


SABTU PEKAN BIASA I

TAHUN A/II

RENUNGAN
…………………..
Hari ini Yesus melanggar aturan lagi. Ia berbuat lagi sebuah kesalahan di mata Farisi dan ahli Taurat; memilih Matius atau Lewi seorang pemungut cukai untuk mengikutiNya. Padahal pemungut cukai adalah sejenis pembunuh, penjahat, perampok dan pelacur karena mereka bekerja sama dengan penjajah Roma menindas rakyat Yahudi. Tapi Matius berharga di mata Tuhan; semua orang berharga di mata Tuhan. Bukan saja itu, Tuhan malah menggunakan orang-orang macam itu untuk mewartakan Kerajaan Allah. Syaratnya hanya satu; terbuka terhadap panggilan Allah.
……………………….
Sejarah membuktikan bahwa Tuhan selalu berpikir lain tentang apa yang buruk di mata manusia. Tuhan memakai orang macam Paulus Rasul yang sebelumnya merupakan pengejar dan pembunuh orang-orang Kristen pada awal pertumbuhan Gereja. Ingat Paulus artinya ingat martir stefanus yang pestanya kita rayakan 26 desember. Tuhan menggunakan pengacau macam Santo Agustinus yang sebelumnya adalah anti Kristen, penggila wanita dan kesenangan duniawi. Ia kemudian bertobat dan menjadi pujangga Gereja, Uskup dan Santo karena teladan kekudusannya. Selamanya Tuhan akan memmakai berbagai jenis manusia termasuk jenis-jenis yang tadi disebutkan untuk memperluas rahasia Tuhan di dunia. Sekali lagi rahasianya adalah iman dan cinta serta keterbukaan terhadap rencana dan panggilan Allah.

• Apakah kita juga mampu melihat kebaikan dalam diri orang lain terutama mereka yang terlanjur dinilai negatif dalam masyarakat dan pergaulan?

• Apakah kita masing-masing merasa berguna dan berharga di mata sesama dan Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan memakai anda dan saya untuk memperluas warta KerajaanNya di dunia.

• Tugas ini mendesak. Seperti Matius, kita pun diminta untuk mengikutiNya sekarang dengan mengubah cara hidup kita.

Rm. Sixtus Bere, PR

What is Music? IV

16.05 by Patrisius Sixtus Bere 1 komentar
WHAT IS MUSIC?
(BAGIAN VI)

Patrisius Sixtus Bere

PERANAN MUSIK BAGI MANUSIA

Menggumuli persoalan peranan musik bagi manusia adalah usaha manusia untuk menjawabi 2 pertanyaan yakni musik jenis mana dan bagaimana kita memberdayakan diri dengan musik.

• Musik Sebagai Hiburan

Fungsi musik sebagai hiburan adalah fakta primer yang diakui dan diterima di mana-mana. Dengan melodi yang indah, harmoni yang proporsional dan ritme yang pas, seseorang dapat merasa terhibur dengan musik. Dimensi hiburan dari musik sebenarnya bukan sebuah fenomen yang baru karena telah menjadi bagian fundamental pemikiran Yunani kuno. Menurut mereka, musik adalah salah satu ekspresi dari homo ludens, sebuah permainan yang memikat dan menghibur manusia. Dengan meluangkan waktu untuk bermusik, manusia bisa mencari suasana baru yang menyegarkan kondisi fisik dan psikisnya.
Dalam konteks Indonesia dan situasi di sekitar kita, prosentasi terbesar perkembangan musik bersifat hiburan, yang modelnya masih banyak tergantung dari pengaruh dan intervensi luar. Produk musik dari luar banyak kali menginvasi penggemar dan konsumen musik Indonesia.
Kurangnya pengertian orang terhadap musik yang berkualitas, membuat orang gampang terperangkap dalam hal-hal yang mudah ditangkap, mudah dicerna dan enak dinikmati. Musikpun demikian. Seni musik sebagai hiburan telah menjadi pilihan banyak kalangan yang membuatnya semacam atribut sosial yang dengannya orang digolongkan sebagai seniman.
Kenyataan seperti ini tidak buruk karena itulah fakta primernya. Tetapi bila kejadian seperti ini tidak disikapi dengan benar maka kita terjerumus ke dalam penyempitan makna musik walaupun musik sebenarnya mempunyai peranan jauh dari yang sekedar kasat mata.

• Musik Dan Perkembangan Emosional

Emosi adalah gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam yang melibatkan hampir keseluruhan diri individu yang berfungsi untuk tercapainya suatu pemuasan atau perlindungan diri atau kesejahteraan diri pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek (rangsangan) tertentu. Emosi timbul dari pengalaman-penglaman individual. Denngan demikian maka setiap orang sebanarnya tidak sama kualitas dan kuantitasnya terhadap suatu objek yang sama.
Setiap orang yang sehat dapat bereaksi terhadap sebuah musik yang didengar atau dimainkan baik dalam arti fisik maupun secara psikis. Emosi sebagai keadaan psikis manusia merupakan salah satu aspek yang paling meresap dalam eksistensi manusia, dalam arti berhubungan dengan setiap aspek perilakunya; aksi, persepsi, memori, belajar dan dalam membuat keputusan. Sebagai suatu reaksi terhadap musik, emosi dapat merupakan sebuah pengalaman personal. Musik dapat mempengaruhi suasana hati dan akhirnya mempertajam perhatian, sehingga subjek dapat lebih memberi perhatian pada kata-kata yang cocok dengan suasana musiknya.
Dalam tradisi pemikiran Yunani yang kuno, dapat ditemukan gejala dan pengaruh seperti ini. Melodi-melodi olimpik dapat membangkitkan semangat dan antusiasme, sementara itu melodi dan irama-irama lainnya mengisyaratkan kemarahan, kelembutan, keberanian, ketenangan dan lain sebagainya. Dalam melodi-melodi sebuah musik, sebenarnya sudah terkandung suau ethos lebih-lebih dalam lagu yang kandungan etisnya lebih ditonjolkan. Mungkin karena hal ini maka orang Yunani beranggapan bahwa setiap jenis lagu (dalam budaya Yunani dikenal sebagai Modus/Mode misalnya ionian, dorian, dlsb) memilki efek tertentu; ada yang membuat orang gembira, sedih, tenang dan sebagainya. Begitu juga dengan instrumen musik, misalnya bunyi seruling selalu dihubungkan dengan suasana yang semarak dan menggairahkan.

• Musik Dan Perkembangan Inteligensi

Perkembangan musik sebagai suatu ilmu pengetahuan yang diteliti telah melahirkan fakta baru bahwa musik sebenarnya jauh lebih penting dari apa yang pernah dipikirkan tentangnya selama ini.
Orang-orang Yunani selalu menggolongkan musik sebagai satu Paidea ,pendidikan dan peradaban. Musik bagi mereka musik merupakan sebuah mimesis dan efeknya adalah membangkitkan perasaan-perasaan etis yang positif atau negatif. Setiap cara orang bernyanyi, setiap jenis nada (atau menari) merepresentasikan sesuatu dan sejauh sesuatu yang direpresentasikan itu baik indah atau jelek, maka kualifikasi demikianlah yang diberikan kepada musik tersebut. Di sinilah nilai etis musik. Dengan cara yang sama kita menilai nilai edukatif dari musik.
Keyakinan paling umum menyatakan bahwa hanya sebagian kecil orang yang musikal atau menjadi musisi. Keyakinan yang hampir menjadi mitos ini membuat orang akan menjadi mudah menyerah bila belajar bernyanyi atau memainkan alat musik, padahal kemampuan musikal manusia sebenarnya berada pada otak dalam tingkat ketidaksadaran. Itulah persoalannya bahwa manusia terlalu percaya bahwa ia bukanlah seorang yang mempunyai kemampuan musikal tertentu.
Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat merekonstruksi otak manusia, terutama dengan latihan motorik, memainkan alat musik. Ini tidak berarti bahwa seluruh bentuk dan susunan otak akan berubah secara langsung tetapi lebih dipahami sebagaimana misalnya bahwa dengan mengkoordinasi tangan dan jari dalam memainkan alat musik, dapat mengubah kemampuan otak untuk membedakan sentuhan jari yang berbeda pada tangan yang sama. Pengorganisasian ini menjadi lebih berarti misalnya saat menggunakan jari terdekat dengan koordinasi tinggi atau secara terus-menerus seperti seorang pemain piano, gitar atau klarinet. Di situ, sel otak terdekat akan menerima rangsangan terus-menerus dan diaktifkan bersama-sama.
Studi akhir-akhir ini mengatakan dan menemukan bahwa Corpus Callosum para musikus lebih tebal dan lebih lengkap perkembangannya ketimbang bukan musikus. Ini meneguhkan gagasan bahwa musik memperluas jalur-jalur saraf yang telah ada dan merangsang belajar serta kreativitas. Planum Temporale, yang terletak di Lobus Temporalis Korteks, juga lebih menonjol pada diri musikus. Wilayah otak ini tampaknya berkaitan dengan pemrosesan bahasa dan barangkali juga mengkategorisasi bunyi-bunyian, menunjukkan adanya hubungan persepsi antara bahasa dan musik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik secara misterius menjangkau kedalaman otak dan tubuh kita dan mengubah banyak sistem tak sadar kita menjadi ekspresi.
Tidak pernah ada kata terlambat bagi otak untuk berubah. Hal ini sangat mendukung motto bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar musik. Asumsinya adalah bahwa semakin banyak jumlah serabut otak yang disediakan untuk melaksanakan tugas, maka akan semakin baik kinerjanya. Ini memang tergantung dari kebiasaan dan pengalaman yang bisa saja sangat individual sifatnya. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa musik dalam betuk apapun tidak pernah lepas dari kinerja otak baik bila seseorang itu terlibat secara aktif maupun secara pasif dalam aktivitas musikal sebagai pendengar.

• Musik Dan Perkembangan Spiritual

Bagaimana mendapat manfaat spiritual yang besar dengan musik merupakan sebuah fenomen univesal. Gejala universal ini dapat terasa dalam tradisi-tradisi musik seperti musik Negro Spiritual yang kaya akan ekspresi dan pengalaman batin dan penderitaannya, musik Taize yang kontemplatif dan meditatif, musik Gereja dan lagu gregorian yang agung dan semarak, musik vodoo yang bergerak kepada dimensi trance, musik India dan China yang religius serta Overtune Singing bikhsu Tibet yang mengabsolutkan konsentrasi dan kedalaman batin. Di dalam musik-musik seperti itu, terkandung dimensi spiritual yang sakral, hangat dan mendalam. Mereka dapat mengungkapkan kedalaman dan kekayaan spiritual mereka yang tak dapat dijangkau oleh pengungkapan lahiriah lainnya.
Musik sebagai pengungkapan spiritual, menghanyutkan perasaan, dan dilukiskan sebagai yang mempesona bagaikan paduan suara para malaekat. Keindahan dan kedalaman musik membuat manusia memahami bahwa mereka bisa menjangkau sebuah situasi trance, kekuatan yang lebih tinggi. Musik seolah menjembatani jurang antara dunia material yang kasat mata dengan dunia spiritual yang ada dalam batin mereka. Musik menjembatani yang sekular dan yang kudus, yang celestial dan yang teresterial.
Pengalaman spiritual yang personal sifatnya juga dapat menjadi pengalaman banyak musisi ketika menciptakan musik mereka atau mereka yang merasa tersentuh menyanyikan sebuah karya atau mendengarkan sebuah pertunjukan musikal.

• Musik Sebagai Sarana Penyembuhan

Dalam zaman moderen sekarang ini, urusan kesehatan merupakan tanggungjawab setiap orang, dokter dan pasien tentunya. Sebagai pasien orang daapt menggunakan musik untuk menyembuhkan dirinya. Musik membuat orang peka tehadap ritme dan siklus diri sendiri. Penelitian modern membenarkan tesis ini; penggunaan musik dan efek fonograf telah dipakai banyak kalangan untuk menenangkan dan menghibur pasien yang menderita banyak penyakit. Di sini musik membuktikan dirinya sebagai alternatif terapeutik yang patut diperhitungkan.
Bukti penggunaan musik untuk kesembuhan merupakan sebuah pengalaman yang klasik dalam dunia kedokteran dan pengobatan tradisional. Banyak kebudayaan klasik yang mengakui kekuatan supranatural musik sehingga membuat musik manjur untuk mengobati pasien yang menderita. Musik dipakai untuk menyelaraskan kembali harmoni diri manusia yang yang sementara bertentangan dengan harmoni kosmis. Banyak tradisi dan kisah penyembuhan dari suku-suku kuno di Asia, Afrika dan Amerika sering menghubungkan secara fundamental musik dan kesehatan manusia.
Perumusan yang lebih masuk akal dan ilmiah dibuat oleh para peneliti modern berdasarkan gagasan lama yang kelihatannya kurang masuk akal. Gagasan lama sering terlalu melihat aspek supernatural musik yang untuk orang-orang modern dapat dijelaskan dengan mudah secara ilmiah. Dengan perkembangan seperti ini maka di banyak Rumah Sakit di dunia telah merintis penggunaan musik sebagai terapi yang berguna bagi penyembuhan berbagai jenis penyakit.

• Musik Sebagai Sains

Sejak zaman Yunani, musik telah dimasukkan sebagai satu kurikulum yang wajib dipelajari oleh kaum muda terutama mereka yang akan menjadi prajurit dan negarawan/penguasa.
Sebagai sains, musik merupakan medan penelitian manusia sebagaimana halnya dengan berbagai ilmu dan realitas lainnya. Penelanjangan ilmiah ini perlu karena musik sesungguhnya merupakan sebuah fakta ilmiah dan sains. Musik merupakan sebuah gejala matematis yang dapat diukur dan diteliti secara rasional. Musik itu bukan hanya bahasa non-verbal tetapi bahasa verbal. Musik itu ditulis sehingga dapat dipahami, dipelihara, diteruskan dan dikembangkan. Dengan menulis manusia mengerti musik dan tidak menganggapnya sebagai ‘makluk’ di awang-awang yang tidak dipahami. Upaya rasionalisasi dan strukturisasi musik dibuat dengan menempatkan melodi, harmoni dan ritme secara tertentu, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari sebuah karya musik.
Sifat dasar musik yang rasional ini sangat memudahkan orang untuk mempelajari musik sebagai keterampilan, dengan menganalisa struktur musik berdasarkan elemen-elemennya dan pada akhirnya berupaya memahami musik –termasuk – sebagai sebuah terapi.
Sebagai satu keterampilan, musik dapat ditransfer dan dipelajari karena manusia pada dasarnya adalah makluk rasional yang akan mudah memahami sesuatu yang digambarkan secara rasional pula. Unsur-unsur emosional dalam musik juga opada dasarnya bersifat kognitif. Analisa struktur melodi, harmoni dan ritme serta elemen-elemen lainnya seringkali sangat mempengaruhi orang memahami gagasan dasar di balik sebuah penciptaan karya musik serta manfaat dan sasarannya. Demikian juga dengan terapi musik yang tentu saja tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur vital musik.

• Musik Dan Pengaruh Negatif Musik

Telinga manusia pada umumnya dapat mengadaptasi berbagai jenis bunyi termasuk bunyi musik. Kenyataan ini tidak pernah menutup kemungkinan negatif yang diakibatkan oleh musik. Konkretnya, kita perlu mengetahui dengan jelas dan pasti, mana musik yang berguna bagi kesehatan dan mana yang merugikan diri sendiri. Hal ini lebih dipicu lagi dengan berbagai penemuan modern yang mengatakan bahwa manusia seringkali lebih memilih musik yang merusak harmoni dan kesehatan dirinya. Dengan konsep yang keliru, banyak orang telah meyakini sesuatu yang menghancurkan dirinya sendiri. Serangan tanpa ampun ini seringkali dilayangkan kepada mayoritas anak-anak muda .
Beberapa penelitian telah menegaskan bahwa kalau tubuh kita terus menerus berada dalam kondisi stres, ia akan kecanduan adrenalin –seperti tubuh yang kecanduan obat bius – dan terus – menerus membutuhkannya, termasuk kegiatan berpikir dan belajar perlu dipicu oleh rangsangan demikian. Rangsangan seperti ini adalah sebuah investasi yang keliru karena menyebabkan tubuh semakin lemah dan hancur seperti hancurnya tubuh pecandu narkoba.
Kelompok kedua yang menjadi perhatian besar di sini adalah anak-anak. Rangsangan musik keras dan hingar-bingar seperti musik Heavy-Metal, Musik Rock dan beberapa musik Populer pada anak-anak akan menimbulkan kondisi panik, stres serta mendorong perilaku hiperaktif dan tidak tenang. Lagu-lagu tertentu yang keras dan buruk akan menekan saraf dan membuat banyak anak merasa tidak nyaman. Dengan demikian jelaslah bahwa ritme musik yang keras dan brutal dapat mengurangi kapasitas ingatan pada manusia karena menggangu ritme alamiah gelombang otak.
Efek buruk musik keras dan beberapa musik yang buruk dapat terjadi pada siapa saja; bayi, anak-anak, remaja dan orang dewasa. Dengan munculnya kesadaran akhir-akhir ini, maka orang mulai memperhatikan perilaku, merevisi sistem nilai dan kepercayaan mereka. Banyak orang mulai sibuk dengan harmoni alamiah mereka dan mulai menyembuhkan penyakit fisik dan emosi yang dipicu oleh musik yang tidak sesuai. Ada kesadaran baru untuk menggunakan musik untuk mendukung nilai-nilai hidup yang hendak diperjuangkan dan dihormati. Kesadaran untuk menggunakan musik yang berkualitas seperti musik klasik dan musik tertentu termasuk musik populer tertentu bahkan suara dan bunyi alam tertentu dapat melepaskan seseorang dari kecenderungan untuk mendikte masyarakat yang kecanduan musik yang belum tentu berguna bagi kesehatan diri.

What is Music? III

16.04 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
WHAT IS MUSIC?
(BAGIAN III)

Patrisius Sixtus Bere

ELEMEN-ELEMEN MUSIKAL

Elemen-elemen musik yang dibicarakan di sini bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah satu sama lain. Elemen-elemen musik itu ibarat berbagai sistem jaringan dan organ dalam tubuh manusia yang membentuk satu tubuh musik. Dalam kerangka dasar membentuk musik yang utuh, semua elemen sebenarnya bernilai fundamental.

Elemen-Elemen Pokok

• Ritme

Dalam pengertian yang lebih luas, ritme (bahasa Yunani rhytmos, dari kata rhein yang berarti mengalir) adalah sebuah gerakan yang ditata dari elemen-elemen yang berbeda. Ritme merupakan dasar paling mutlak dan primitif dalam menata gerak dan langkah. Ritme adalah lambang persisi (ketepatan) dan perfeksi (kesempurnaan). Di sini irama merupakan sebuah gejala universal yang dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk seni yang dilihat, diraba dan dimainkan.
Struktur ritme karya seni menentukan unsur yang diarahkan pada suatu gerak. Gerakan ini memberikan wujud yang menjadikan gerakan tersebut hidup. Gerakan ini bisa terwujud dalam ketidakgerakan (tanda diam dalam musik), hentakan, dan dengan tempo yang tepat. Ritme yang baik tercipta kala terjadi titik-titik pelembutan serta pemetaan waktu tanpa menyingkapkannya dengan terus terang dan tanpa mereduksinya dalam pengulangan-pengulangan yang monoton. Ritme yang baik tercapai juga dalam variasi-variasi.
Mendeskripsikan ritme dalam musik berarti berbicara tentang banyak elemen seperti aksen (hentakan dan tekanan), birama dan tempo. Semuanya berhubungan dengan elemen dasarnya yakni waktu (temporal). Di sini pula letak perbedaan musik dengan lukis dan patung. Musik terkomposisi dalam waktu sedangkan kedua bentuk seni yang lain tersusun dalam pola ruang (spatial).

• Melodi

Melodi (bahasa Yunani Melos yang berarti warna) adalah rangkaian not-not yang ditata secara logis dengan berbagai variasi frekwensi dan panjang pendek nada beragam serta memiliki pengertian emosional tertentu. Rangkaian yang mempunyai arti di sini mengisyaratkan sebuah tahapan koherensi yang matang dan penonjolan-penonjolan tertentu yang dengannya dapat memberi efek atau pengaruh kepada sebuah kesatuan pengertian.
Melodi atau sering dikenal pula sebagai lagu harus mengandung berbagai gerak turun dan naik nada, organisasi nada dan pengulangan tertentu, progresi akor (kadens) serta permainan pola ritmik yang dapat membuat kita mampu membedakannya dari yang lain.
Melodi yang baik dari sebuah lagu harus dapat dibedakan dari lagu yang lain karena karakter serta pesan yang mau ditonjolkannya. Ada melodi yang menonjolkan lompatan dan jangkauan skala interval dan nada yang tipis dan kecil (misalnya melodi yang memanfaatkan langkah sekon dan lompatan terts). Ada juga melodi yang mengetengahkan lompatan interval yang lebar dan besar (misalnya kwart, kwint, oktaf).

• Harmoni

Harmoni adalah struktur karya seni yang universal. Struktur ini memberi sumbangan denga memperucapkan material, meskipun bahasa pengucapannya tidak pernah dapat dirasakan. Fungsi dari harmoni dalam suatu karya seni pertam-tama adalah menegaskan dan menggolongkan unsur-unsur bahasa estetisnya sehingga karya seni memilki keunikannya. Misalnya dalam dunia seni lukis harmoni terwujud dalam perbandingan dan proporsi warna, dalam dunia sastra terwujud dalam hemat atau borosnya penggunaan kata sedangkan dalam musik adalah soal perbandingan nada-nada dalam bentuk relasi-relasi khusus yang ada di dalamnya.
Apabila instrumen atau suara manusia dimainkan dan dinyanyikan bersama pada nada-nada yang berbeda, maka instrumen dan suara tersebut akan tampil dalam satu harmoni tertentu. Harmoni didasarkan pada paduan nada yakni sekumpulan nada yang kedengarannya enak bila bersama-sama.
Dalam perkembangan musik sekarang ini, harmoni juga telah turut berubah sesuai selera dan gaya serta pengetahuan baru. Para pemusik dan komponis abad sekarang ini telah menggabungkan nada-nada menjadi harmoni dan urutan nada-nada yang pada masa ratusan tahun lalu dianggap aneh dan asing. Bila kita bandingkan gaya-gaya musik dulu dan sekarang perbedaan seperti ini akan segera nampak pada kita.
Barangkali kita dapat mengatakan bahwa para musisi klasik zaman dahulu tidak pernah memikirkan sebelumnya bahwa akan muncul musik-musik modern seperti kenyataan sekarang ini, seperti munculnya musik Jazz dan Swing, Rock dan Metal. Satu hal yang pasti bahwa kehadiran banyak gaya musik dewasa ini tidak menghilangkan sama sekali basis yang dibentuk oleh musik klasik.

Elemen-Elemen Penting Lain

• Notasi

Notasi adalah pencatatan dalam bentuk grafis untuk menggambarkan bunyi dan gerakan musik, not demi not. Notasi amat berguna dalam proses pelestarian, pengajaran dan penyebaran musik secara efisien dan efektif. Penggunaan sistem notasi jauh lebih unggul dan akurat dari pada pelestarian musik secara konvensional dengan memori dan tradisi lisan.
Notasi standar (notasi balok) merupakan notasi paling populer digunakan oleh komposer, pencipta lagu, penata musik maupun vokalis dan musisi di seluruh dunia. Notasi ilmiah ini merupakan produk musik barat yang terus berevolusi selama ratusan tahun yang selalu berhubungan dengan unsur pokok yakni macam atau bentuk not yang dibunyikan (tinggi-rendah) dan harga setiap not dibunyikan (lama atau ketukan). Walaupun demikian dalam sistem penulisan not pada garis paranada (staff) masih terkandung beberapa elemen lainnya seperti tanda istirahat, tanda kunci, tanda birama, tanda tempo dan dinamik serta tanda-tanda musik lainnya.

• Skala/Interval

Interval adalah jarak yang terbentang di antara dua not ketika dua not tersebut dibunyikan bersamaan atau berurutan (misalnya jarak dari C ke C adalah 0/prime; jarak dari C ke c adalah 6/oktaf). Pengetahuan tentang interval sangat diperlukan untuk menganalisis struktur dan harmoni musik misalnya tentang pembentukan melodi dan akor (atau harmoni).
Pengetahuan tentang interval musik juga sangat membantu kita menganalisis sifat dan jenis musik yang didengar, karena setiap warna dan gaya musik pada umumnya memberikan efek yang berbeda satu sama lain. Misalnya musik klasik yang berbasis tangga nada diatonis (1-2-3-4-5-6-7-i) yang menggunakan interval atau pola jarak 1 dan ½ dapat dengan mudah dibedakan dari musik tradisional (etnik Jawa, Bali, dan Timor) yang berbasis tangganada pentatonis (1-2-3-5-6). Atau musik Blues dan varian modernnya seperti musik Rock yang menggunakan skala Pentatonik (mayor 1-3-4-5-7; minor 6-1-2-3-5)) dan Pentatonik Blues sebagai elemen dasar melodi/lagunya. Demikian juga dengan musik Jazz dan berbagai variannya yang memanfaatkan elemen interval disonan yang secara subjektif sering dianggap “fals” dan kurang nyaman di pendengaran.

• Tempo

Tempo adalah tingkat kecepatan sebuah komposisi dimainkan (dalam beat/ketukan per menit). Meski kini banyak komposer yang menggunakan bahasa mereka sendiri untuk menentukan kecepatan, penggunaan istilah dalam bahasa Italia masih sering kita jumpai, terutama untuk komposisi yang diciptakan sejak akhir abad ke-17 hingga permulaan abad ke-20. Secara umum ada tiga kategori besar yang dipakai yakni lambat (Grave, Largo, Lento, Adagio), sedang (Andantino, Andante, Moderato, Allegretto) dan cepat (Allegro, Vivace, Presto).
Penafsiran tempo dari satu komposer denga komposer lain bisa berbeda, begitu pula antara komposer dan pemain serta penonton. Pertentangan seperti ini pada umumnya dapat diselesaikan komposer dengan menentukan secara akurat dan pasti kecepatan lagu (jumlah ketukan per menit) dalam karya-karya mereka. Alat untuk menghitung ketukan tiap menit disebut Metronome.

• Dinamika

Bila tempo berhubungan dengan cepat – lambat maka dinamika berhubungan dengan keras – lembut sebuah karya musik yang dinyanyikan dan dimainkan. Dinamika musik dapat memberikan efek dramatik dan psikologis tertentu maupun dalam rangka menonjolkan melodi/kalimat bait sebuah karya musik.
Pada sistem notasi, dinamika ditandai dengan huruf-huruf tertentu. Yang paling lazim digunakan adalah p (piano: lembut), f (forte: keras), mp (mezzo-piano: agak pelan) dan mf (mezzo-forte: agak keras). Beberapa komposer menggunakan tanda pp (pianissimo: agak lembut), ppp (pianossissimo: sangat lembut) serta ff (fortissimo: sangat keras) dan fff (fortississimo: luar biasa keras)

What is Music? II

16.02 by Patrisius Sixtus Bere 1 komentar
WHAT IS MUSIC?
(BAGIAN II)

Patrisius Sixtus Bere

PANDANGAN-PANDANGAN TENTANG MUSIK
Sebenarnya agak sulit untuk menerangkan sebuah rahasia dan peristiwa musik di luar elemen-elemen musikal seperti tonalitas, elemen ritmik atau irama, timbre, tekstur musik dan elemen-elemen fundamental lainnya. Namun sebagai satu fenomen universal, musik dapat dirasakan, dialami untuk selanjutnya dipikirkan, direfleksikan dan dituangkan dalam bentuk gagasan-gagasan yang telah dan sedang berkembang.

Pandangan Historis

Pandangan yang cukup penting dalam arti sistematis dan jelas tentang musik dan fungsi serta kedudukannya dalam kehidupan manusia dapat kita temukan dalam pandangan dunia timur yakni bangsa India dan China serta pandangan Yunani yang terpelihara dengan baik dalam pandangan beberapa filsuf seperti Phytagoras, Plato, Ariestoteles.

• Pandangan Dunia Timur

Pandangan India

Musik (klasik) India sebagai satu cita rasa seni tinggi tidak ditulis melainkan ditumbuhkembangkan berdasarkan tradisi lisan. Pola-pola nada dan iramanya telah dikenal sejak berabad-abad lalu. Para pemusik sebagai penerus budaya seni India telah menghafal musik India berdasarkan tradisi lisan para pendahulunya. Setiap pola lagu (yang biasanya dikenal dengan istilah Raga/Rag) selalu dihubungkan dengan suasana hati tertentu seperti rasa damai, marah atau sedih. Raga juga berhubungan dengan situasi dan saat tertentu seperti senja hari, matahari terbit, dan malam hari. Sementara itu setiap irama atau ritme yang disebut dengan Tala/tal mempunyai makna khusus seperti gajah, tangan, gadis, air mata, dan lain sebagainya. Yang uniknya adalah bahwa para pemainnya dapat memilih secara bebas sebuah raga atau tala dan mulai berimprovisasi dengannya.
Peradaban musik India, tidak dapat dipisahkan dari ritual keagamaan. Himne-himne dan syair-syair yang terdapat dalam tradisi Vedik menunjukkan pada kita eksistensi musik sebagai ungkapan religiositas India yang mendalam dan khas.

Pandangan China

Masyarakat China telah mengenal musik dan tangga nada pentatonis beribu-ribu tahun yang silam. Orang China memandang musik secara komprehensif. Musik dilihat dalam tatanan keseluruhan yang lebih luas meliputi tatanan moral, politik, dan sosial ekonomi serta psikologi manusia.
Konfusius (551-479 SM) merupakan pemikir besar China yang melihat signifikansi hubungan musik dengan elemen-elemen penting di atas. Dia mengatakan bahwa :
“kalau musik yang muncul terdengar muram dan menekan, kami tahu bahwa rakyat sedang tertekan dan sedih. Kalau musiknya tidak berenergi, sedang dan panjang, berarti rakyat sedang damai dan bahagia. Kalau musik yang terdengar kuat dan bertenaga, kami tahu bahwa rakyat sedang bersemangat dan kuat. Kalau musik yang muncul terdengar murni, religius dan megah, kami tahu bahwa rakyat sedang saleh. Kalau musik yang muncul terdengar lembut dan gembira kami tahu bahwa rakyat sedang baik hati dan penyayang. Kalau musik yang muncul terdengar cabul, merangsang dan hingar-bingar, kami tahu bahwa rakyat sedang tidak bermoral. Apabila lingkungannya rusak kehidupan binatang dan tanamannya akan ikut rusak, dan apabila dunia sedang kacau, ritual dan musik juga jadi tidak bermoral. Kami juga menemukan musik yang sedih tanpa henti dan gembira tanpa ketenangan. Melalui musik para pemimpin berusaha menciptakan harmoni dalam hati manusia yaitu dengan menemukan kembali sifat manusia dan mencoba mempromosikan musik sebagai cara untuk menyempurnakan budaya manusia. Kalau musik seperti itu muncul, dan rakyat dibimbing menuju gagasan dan aspirasi yang benar, kita akan melihat munculnya sebuah negara yang kuat.

Itu berarti bahwa musik dalam pandangan masyarakat China selalu dihubungkan dengan harmoni semesta yang terwujud dalam sebuah negara yang sejahtera, aman dan damai. Musik menjadi cermin dari karakter manusia yang mengungkapkan beragam emosi seperti sedih, puas, gembira, marah, kesalehan dan cinta kasih.

Pandangan Yunani

Untuk mengetahui pandangan masyarakat Yunani tentang musik, kita perlu memahami terlebih dahulu konsep Mousike yang biasanya dipakai untuk menjelaskan arti, fungsi dan kedudukan musik. Dalam pandangan masyarakat Yunani, gema dari kata mousike jauh lebih luas dari paham moderen tentang musik karena konsep dasar ini mengacu pada semua cang seni yang dilindungi dan diinspirasi oleh pada dewa yang disebut dengan Mousa atau Muse.
Dalam tradisi pemikiran Yunani, kita mencatat beberapa pandangan atau gagasan dari para filsuf seperti Phytagoras (550 SM), Plato (428-347 SM), Ariestoteles serta Aristoxenus. Menurut Phytagoras, musik adalah sebuah gejala yang dapat diamati secara matematis. Dia melihat hubungan antara tinggi – rendah sebuah nada dengan panjang sebuah dawai. Dia juga berpandangan bahwa jagat raya adalah sebuah alat musik yang terus – menerus dipersatukan dan dipertahankan keselarasannya oleh getaran dan bunyi. Manusia akan menjadi sehat bila hidupnya selaras dengan getaran dan harmoni kosmis.
Sejalan dengan pandangan Confucius, Plato melihat hubungan musik dengan etika. Ada korespondensi antara musik dengan karakter manusia. Dalam bukunya Nomoi Plato menyarankan agar manusia selalu menghindari ritme dan melodi musik yang kompleks dan rumit karena dapat mengarahkan manusia pada depresi dan disharmoni batin. Musik yang demikian juga dapat mengaburkan gema dan dimensi ilahi serta pesan moralnya.

• Pandangan Barat Moderen

Konsep Abad 17-18

Pandangan Phytagoras yang melihat musik dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan muncul lembali pada masa ini. Pada tahun 1619 seorang matematikawan dan ahli astronomi Johannes Keppler (1571-1630) melihat hubungan antara musik dengan gerakan planet yakni dengan menghitung jarak bulan dengan enam planet yang dikenal saat itu

. Pemikiran Modern

Filsuf dan matematikawan Rene Descartes (1596-1650) kembali melihat hubungan yang bersifat niscaya antara musik dan matematika. Selain itu ia juga memberi tekanan pada beberapa pemikiran Platonis tentang kesederhanaan pola melodi dan irama bagi pembentukan karakter manusia.
Filsuf dan matematikawan Jerman Gottfried von Leibniz (1646-1716) berpendapat bahwa musik menggemakan irama semesta dan mencerminkan sebuah realitas yang secara fundamental bersifat matematis dan dialami oleh pikiran manusia sebagai pemahaman bawah sadar tentang relasi numerik (matematis).
Dalam tataran seni, Immanuel Kant (1724-1804) menempatkan musik pada posisi terendah. Kant menilai puisi sebagai yang paling tinggi dalam tataran tersebut karena mengandung nilai-nilai konseptual dan etik. Menurut dia, musik hanya berguna sejauh sifatnya sebagai hiburan saja.
Agak sepaham dengan Kant, Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) mengatakan bahwa seni musik, walaupun di satu sisi menyingkap dan mengekspresikan sesuatu yang agung dan ilahi, ia harus mengalah pada filsafat. Ia meradikalkan musik vokal di atas musik instrumental karena menurutnya musik instrumental yang tidak mempunyai syair terlalu subyektif dan “ tidak bernilai ” bagi pendengarnya.
Arthur Schopenhauer (1788-1860) dengan tetap berpedoman pada paham Platonisme berpendirian bahwa “musik adalah fotokopi ” dari kehendak itu sendiri. Inilah yang menyebabkan mengapa efek dari pada musik begitu dasyat dan menerobos lebih dalam dari pada seni yang lain dikarenakan seni-seni yang lain hanya berbicara mengenai bayang-bayang saja, tetapi musik berbicara tentang realitas itu sendiri. Bertolak belakang dari pandangan Kant, ia menekankan efisiensi musik “ yang lebih kuat, lebih cepat, lebih dibutuhkan dan tidak menyesatkan.” Dalam seluruh pandangannya Schopenhauer mengakui hubungan yang bersifat abadi antara musik dan perasaan manusia. Musik dalam pandangannya selalu dihubungkan dengan kehendak manusia yakni simbol dari kehendak manusia.

• Pandangan Gereja

Pandangan Sebelum Konsili Vatikan II

Di dalam Gereja, musik memegang peranan penting dalam ibadat dan liturgi resmi Gereja lainnya, teristimewa dalam Perayaan Ekaristi. Musik (vokal dan instrumen) dalam Gereja mempunyai fungsi dan ekspresi yang bermacam-macam. Musik vokal yang berujud kata-kata dan kalimat, yang dihiasi tinggi-rendah nada (melodi) dan harmoni serta irama yang selaras, dapat menampakkan suatu komunikasi vertikal kepada Allah dan membuat ibadat dan liturgi lebih indah dan semarak daripada hanya diucapkan atau didaraskan.
Perkembangan awal musik Gereja sebenarnya berinspirasikan tradisi Yahudi dalam Sinagoga berupa nyanyian Mazmur (pujian) kepada Allah. Tradisi seperti ini dipelihara dengan baik dan dikembangkan ke dalam satu bentuk musik yang kemudian dikenal dengan istilah Musik Gregorian (Plainchant, Bahasa Latin : Cantus Planus). Musik ini sendiri digagaskan oleh Paus Gregorius Agung (tahun 690-604) yang mengharuskan penggunaan bahasa Latin (Kitab Suci) demi keseragaman dan kesatuan serta kemurnian ajaran Katolik. Karakter musik ini adalah bersifat diatonis dan unisono dengan irama bebas serta A capella.
Perkembangan selanjutnya musik Gereja adalah musik Polifoni (sekitar abad XIII). Tradisi baru ini semakin memperkaya tradisi Gregorian. Penemuan alat musik Organum semakin memperkaya horison musik Gereja dari masa ke masa sekaligus semakin memperkaya refleksi dan pemahaman tentang musik Gereja itu sendiri.

Pandangan Konsili Vatikan II

Pandangan Gereja yang sangat membantu pemahaman kita tentang musik dapat kita lihat dalam beberapa dokumen KV II. Konstitusi Liturgi artikel 112 – 121 secara khusus membahas kedudukan integral musik dalam liturgi Gereja. Dalam art. 112 dikatakan bahwa :
“Tradisi musik Gereja semesta merupakan kekayaan yang tak terperikan nilainya, lebih gemilang dari ungkapan-ungkapan seni lainnya, terutama karena nyanyian suci yang terikat pada kata-kata merupakan bagian liturgi meriah yang penting atau integral”
Artikel-artikel selanjutnya tetap menunjuk pada tema pokok di atas dengan mengetengahkan beberapa tema fundamental seperti Liturgi meriah, Pendidikan musik liturgi, Nyanyian Gregorian dan Polifoni, Penerbitan buku-buku nyanyian Gregorian, Nyanyian rohani umat, Pembinaan musik liturgi di daerah misi, Orgel dan alat-alat musik yang dipakai dalam Liturgi, Pembinaan para pemusik dan seniman serta Pembinaan kesenian bagi pada rohaniwan.
Pandangan Gereja juga secara tersirat dapat kita gali dari dokumen Konsili Vatikan II Gaudium et Spes (GS) dan Presybiterorum Ordinis (PO). Dalam GS Bab II (art. 53-62) yang berbicara tentang Kebudayaan kita dapat menemukan pandangan Gereja yang senantiasa menghargai dan merangkum budaya yang dihasilkan manusia dalam rangka membangun peradaban. Kesenian (termasuk musik) merupakan elemen budaya yang dinilai tinggi karena membantu manusia mewujudkan eksistensi dirinya. Dengan menciptakan dan sekaligus menghargai kebudayaan termasuk musik, manusia membangun dunianya dengan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Dekrit PO art. 5 secara tersirat mengemukakan urgenitas musik dalam karya pelayanan para imam dan pelayanan liturgis. Dengan pengetahuan dan pengembangan yang tepat mengenai kesenian termasuk musik, imam diharapkan membantu pemahaman jemaat yang dilayaninya tentang bagaimana mengungkapkan syukur dan pujian kepada Allah secara lebih bergairah.

• Pandangan Modern Tentang Inteligensi Musikal

Harold Gardner, seorang Psikolog kognitif dari Universitas Harvard telah mengembangkan sebuah teori inteligensi dalam bukunya Frames Of Mind; The Teory Of Multiple Intelligences tentang 8 inteligensi dasar manusia yakni : inteligensi linguistik, logika-matematika, spasial, kinestetik-tubuh, musikal, interpesrsonal, intrapersonal dan naturalistik.
Mengenai inteligensi musikal, Gardner mengatakan bahwa itu mungkin lebih banyak mengandung aspek emosional, spiritual dan budaya lebih daripada inteligensi lainnya. Tetapi yang terpenting adalah bahwa musik dapat membantu sebagian orang untuk mengorganisir cara berpikir dan bekerja sehingga membantu mereka berkembang dalam hal matematika, bahasa dan kemampuan spasial (keruangan). Inteligensi musik pada umumnya mengandung kemampuan menguasai pengertian tentang bentuk musik dan irama, skema atau kerangka untuk mendengarkan musik, kemampuan untuk sensitif terhadap pola suara dan pola vibrasi, kemampuan merekognisi, mengkreasi dan memproduksi suara, irama, nada serta vibrasi, memiliki kemampuan pemahaman tentang karakteristik kualitas nada dan irama.
Penelitian ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti untuk mengembalikan citra musik yang telah terkubur selama puluhan tahu lalu. Musik ternyata telah bergerak melampaui apa yang kita pikirkan selama ini karena memberikan manfaat yang besar dalam mengembangkan kemampuan-kemempuan dasar lainnya. Dengan penelitian dan penyelidikan seputar persoalan ini, telah memberikan kesadaran dan pemahaman baru untuk mengembalikan musik pada kurikulum pendidikann yang sebenarnya.
Musik telah membawa suasana positif dan santai bagi banyak kelas, juga memungkinkan integrasi indra yang diiperlukan untuk ingatan jangka panjang (long therm memory). Musik berfungsi pula sebagai latar belakang dalam sejumlah ruang kelas untuk meredam bunyi-bunyi industri atau lalu lintas, dan musik dapat digunakan secara berhasil untuk menimbulkan kegairahan, melepaskan stres sebelum ujian, dan untuk memperkuat pokok bahasan yang sementara dipelajari dan dibahas. Penelitian-penelitian yang lebih maju telah menemukan bahwa pelajaran musik membantu siswa membaca, mempelajari bahasa termasuk bahasa asing, matematika dan prestasi akademik secara keseluruhan. Musik meningkatkan kreativitas dalam kelas, mengembangkan keterampilan sosial, kepercayaan diri serta perkembangkan motorik persepsi dan perkembangan psikomotor. Menurut Gardner, para wakil rakyat, pemerhati pendidikan dan Dewan Sekolah yang mengeluarkan musik dari kurikukum sekolah telah berperilaku sombong karena tidak menyadari bagaimana otak dan pikiran manusia itu seharusnya berkembang. Selain itu musik membuat anak-anak sekolah berhadapan dengan keragaman budaya dan seni manusia yang kaya raya.

What is Music?

16.00 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
WHAT IS MUSIC?
(BAGIAN I)

Patrisius Sixtus Bere

Musik adalah pemberian besar yang pernah diketahui makluk hidup. Keyakinan seperti ini nampaknya memang terlalu mengabsolutkan musik. Namun, satu hal yang menarik adalah bahwa musik telah bergerak melampaui apa yang kita pikirkan tentangnya selama ini. Musik memperkaya kehidupan, dalam arti memberikan kepada kehidupan nilai-nilai positif dari bentuk dan fungsinya yang paling sederhana seperti musik dalam level sebuah permainan anak-anak sampai kepada bentuk dan fungsinya yang kompleks seperti musik untuk merangsang aktivitas kognitif, menyalurkan emosi dan mengembangkan kemampuan spiritual manusia.
Sebagaimana seni melingkupi manusia sebagai satu elemen fundamental budaya, demikianpun musik memasuki hidup manusia sebagai hasil dan perkembangan konsep, dinamika dan kebutuhan serta interaksi dan perilaku sosial manusia yang kompleks. Konsep dan pemikiran, dinamika dan kebutuhan serta interaksi dan perilaku manusia yang makin kompleks itu berkembang sepanjang sejarah hidup manusia dan dunia. Perkembangan seperti ini memberikan pengaruh besar dalam merumuskan dan menilai fenomen musik, sehingga manusia memandang musik sebagai sebuah permainan sekaligus ekspresi dan gagasan tentang eksistensi dirinya.
Citra musik dalam hubungan dengan manusia sebagai Homo Ludens yang senantiasa mengekspresikan dirinya, hakekat dan eksistensi dirinya dalam tradisi ludic (permainan) tidak berhenti di situ. Manusia tidak pernah merasa cukup untuk mengekpresikan dimensi artistik musik tanpa meneliti lebih jauh hakekat dan peranannya. Musik tidak berhenti pada sekedar permainan dan hiburan. Musik – dengan elemen-elemen konstitutifnya seperti irama, melodi dan harmoni – dipercaya memberikan nilai positif dalam arti memperkaya kehidupan dalam berbagai aspeknya sebagaimana yang disebut di atas. Cara pandang seperti ini telah menjadi keyakinan berbagai kalangan misalnya para ahli terapi tradisional (dukun), para filsuf dan pemikir-pemikir kuno, para mistikus dan rahib-rahib di biara. Peranan aktivitas musik seperti yang disebut di atas masih dapat diperluas lagi bila kita terbuka terhadap berbagai riset lintas ilmu (Filsafat, Psikologi, Kedokteran, Fisika, Pendidikan, dan lain-lain) yang sudah dibuat dewasa ini. Misalnya peranan musik sebagai terapi pada berbagai jenis penyakit, penggunaan musik Effek Mozart terhadap proses penyembuhan penyakit, Teori Intelligensi Ganda Gardner tentang intelligensi musikal yang terdapat pada manusia, Metode Memandu Pencitraan Musik dari Dr. Bony dalam menangani kasus-kasus emosional manusia, serta berbagai jenis saran dan rekomendasi musik dalam menangani soal-soal kasuistik lainnya.

Nai Yesus Tama Kota Yerusalem Laran

15.56 by Patrisius Sixtus Bere 1 komentar
HARI MINGGU PALEM
TAHUN A/11
2008

……………………………..
Ina no ama sia, maun bin no alin, husar dato serani binan dato serani sia mak hau kadomi kaklaran iha Kristus Nai Maksorin niakan leon no nahon. oras ita hahu itakan puasa tinan nee, Gereja Lulik nakara ita hadia itakan neon hodi hamulak, puasa halirin an, no halo diak ho maluk sia. Ohin loron nee, ita hamutuk haklibur; ibun, neon, aten, hanoin no haklaok ba kmesak hodi hakneter Maromak niakan susar no mate no nader nikar nosi rate bodik kasu itakan sala no naha hotu-hotu. bodik halaok lia lulik nee, Yesus tama tian ba kota Yerusalem bodik simu nodi neon no laran niakan krus nee. Ohin ita atu hamutuk neon no hanoin bodik simu Nia maak tama ba itakan Leo Laran, Kapela Laran, Uma Laran no neon laran. Kalo ita simu nia hodi diak no ilas, Ita atu hetan matakmalirin ba oras Paska maak atu mai.
Mai ita hadia neon bodik halao itakan Misa lulik nee hodi husu berkat lai “Bet Tahan” maak ita atu pake bodik adora nia.

KOTBAH
……………………………….
Sebagaimana saya katakan pada kata pengantar tadi bahwa Minggu Palem yang kita rayakan pada hari ini sebenarnya di satu pihak membuka rangkaian Pekan Suci tetapi kita tidak boleh melupakan sebuah dimensi lain; penyambutan yang gembira terhadap pribadi Yesus. Yesus memasuki Kota Yerusalem merupakan sebuah simbol kerelaanNya menerima konsekwensi panggilan dan keterpilihanNya sebagai Mesias. Ba oras Nai Yesus tama ba Kota Yerusalem laran nodi kabas no kmanek, NO LIA FUAN RUA maak ita atu hanoin no kaer metin iha neon laran.
1. NAI YESUS KRISTUS NEE NAI IDA MAK NARAIKAN. Yesus adalah Raja yang sederhana dan murah hati. Ba ohin loron, Nai Yesus tama ba kota Yerusalem. Nia tama nikar kota ida maak atu nasusar Nia. Tuir nuu buku lulik laran, profeta sia maak nodi Maromak niakan ukun ema atu nasusar no noo iha kota Yerusalem. (BISA BACA DARI MAT 23:37-39). Ita leno iha buku santo Matius nakerek nela, ema tonu saka Nai Maromak. Ema sia saka Nia hanesan nuu Nai bot ida. Mais Nai Yesus mos natene an; Nia la hos Nai ida maak tuir Raiklaran niakan sura no hakara;

• Nai ida maak nafutar an,
• mai nodi is no beran bot sae Kuda aman mutin ida,
• nodi surik no diman,
• Nai maak nalao ukun raiklaran
• Makaer Ukun Roma Pilatus nusu lia fuan ida ba Yesus naak sa? Apakah Engkau Raja orang Yahudi? Tu es Rex Judaeorum? O nee maak Nai Yahudi ka? Tebes, O katak tian nuunia. mais Nai Maromak nodi ilas seluk nosi ema Yerusalem siakan hakara no hanoin. Nia mai sae keledai inan ida. Naraikan basuk no la nasaek an padahal Nia Maromak niakan Oan Mane mesak. Tuir nuu hanoin raiklaran ida, nia atu mai nodi is no beran bot lata ema seluk tan ema Yahudi sia iha ema Roma siakan kuasa. Susar maak sia simu nosi ema Roma, tan ata ba ema Roma, sia mos nakara Nai ida maak beran bot maak atu sori no ukun nikar rai Israel.
……………………. Nai maak seluk basuk nee, profeta Zakharia nakerek no dale hein tian iha Buku Testamento Tuan: Katakanlah kepada Puteri Sion; Lihatlah Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda” Katak ba hutun renu sia iha Sion : O kan Nai sei iha dalan atu mai ba emi. Nia naraik an, no sae keledai mak tutur (todan) ida, keledai oan ida maak sei nurak.
MANFATIN LULIK NEE NALORE SA BA ITA HOTU2?. Nai ida maak Maromak latan ba ita nee ema susar ida no kmukit ida. Nia susar no kmukit niabe atu natene ita kan susar no kmukit ida. La no osa binatang diak ida, sasoin raiklaran mean mutin ida, la no uma ksadan ida maak kabas bodik rai an fatik, Nai ida maak mai hanesan nuu ema klosan no ata raiklaran ida. Tan nia, ema sia la natene no la simu Nai Yesus. Ema sia maak simu nia ohin loron, ba loron ikus maak atu sera nia ba mate iha krus leten. Ohin loron naak; Hosana, awan naak : hedi nia ba Krus!!
2. Iha lia fuan dala uluk ita rona tian Nai Yesus nee Nai ida maak naraik an la nasaek an hanesan nuu Nai selu-seluk. Lia fuan dala rua terik ba ita hutun serani sia NAI MAROMAK NIA KAN OAN MANE NIAKAN KARIAN/SERWISU, NAI YESUS NIAKAN MISI BODIK RAIK LARAN, EMA SERANI SIA. Oras nia tama Yerusalem laran, Ema sia kalalak naak sa?

• Hosanna, Filio David; benedictus qui venit in nomine Domini, Rex Israel; Hosanna in excelsis.
• Hosanna Putera Daud; Terpujilah yang datang dalam nama Tuhan. Raja Israel; Hosanna di Tempat tinggi.
• Moris diak ba Daud niakan oan mane. Matakmalirin bodik nia maak mai nodi Maromak niakan naran no leon. Tonu habot Maromak iha leten no as ba; lolo liman la too, bii ain la dais.

Oras hahu itakan misa lulik, ita temi hikar ema Yahudi siakan kalalak naton nia haak: Hosanna Putera Daud. Hosanna nee la hos lia fuan tabe kmamuk ida maak la no arti mais lia maak biasa ema temi tan susar bot ida. Hosanna nee kalalak ida bodik ema Maksorin ida niabe mai atu kasu ema niakan susar no naha maak lata beran no kbit.
…………………………. Ema Yahudi sia netan naha no susar bot. Ema Romawi ukun sia, ema susar tan lia fuan wain tanesan ba keledai ida maak ema kesi metin too Nai mai perlu keledai nee. Tan Maromak perlu keledai nee, keledai nee mos ema atu nabusik bodik Nai nodi sae tama Yerusalem laran.
Lia nee nanarin ita nuunee: ohin loron nee, Nai Yesus la hos tama Yerusalem laran dei, mais tama Kletek laran. Hori wain leur, ema Kletek nakara atu misa duuk iha niakan Gereja Laran mais foin dadi ba tinan diak nee. Nai ohin mai soro ita, nasoru ita iha itakan moris laran iha itakan uma laran. leo laran, neon laran, ….
Allah menjumpai kita dalam susana kita, kondisi kita yang mungkin terlilit berbagai masalah; persaudaraan yang lagi retak, terlilit hutang dan pinjaman, kemiskinan dan kelaparan, kemalasan dan kebodohan, perkelahian dna pertentangan antar pribadi atau dalam keluarga; suami dan istri, orang tua dan anak-anak, kemabukan dan pesta pora yang lebih banyak mendatangkan masalah bagi orang lain dan keluarga dekat, beban hidup karena ketiadaan kerja, kerakusan dan ketamakan untuk terus mengeruk dan menghabiskan dan merusak alam dan lingkungan hidup demi kepentingan dirinya dan kelompoknya, dll. Masalah2 sebenarnya kesempatan untuk kembali memperbaiki hubungan dengan Tuhan.

• Dalam kondisi seperti ini siapa yang mau tampil memberi pencerahan bagi sesama?
• Pemimpin model mana yang memberi kekuatan kepada orang lain untuk keluar dari masalah2 hidupnya?
• Se maak dadi Maksorin bodik ema seluk?
• Maromak boi o natur ita iha uma kain laran, iha KUB laran, Lingkungan laran, Sekolah laran, Desa laran, leo laran, suku laran, mudika laran, Legio Maria laran, Kharismatik laran, no iha neebe dei laran bodik fo ba ema seluk moris, fo diak no kmanek ba malu hanesan Kristus tama Yerusalem bodik fo selamat bodik hutun renu no serani sia iha Yerusalem laran.

ita maak mate....tan....

15.53 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
HARI MINGGU PASKA
TAHUN A/II
2008

………….
Loron 40 kalan 40 Gereja fo tian ba ita bodik hafutar neon no hanoin hodi hamulak, puasa halirin an no halao lia diak bodik saka Nai Yesus maak moris nikar nosi rate ohin loron. La iha loron ida maak diak no kabas liu ohin loron tan ohin Maromak natudu tian niakan is no beran, fo Moris ba Nai Yesus. No tan lia nee ita mos hetan moris kmanek iha Maromak niakan nahon no leon.
Bacaan dala uluk too dala tolu fo ba ita neon bot tan lia Kristus moris. Memang ema sia la gampang bodik simu kalu Kristus memang moris tebes.

• Hosi Injil ita hatene tan kalu Maria Magdalena maak nare uluk rate mamuk. Nia mos sei neon kaduak (ragu-ragu). Neon sei tomak no beik. “Tuhan diambil dari makam dan kita tidak tahu Ia dibawa ke mana?” La no hai ema ida maak natene, ema nodi Nai be nebe? La iha ema ida nosi niakan Rasul sia maak nanaoin too kalu Maromak moris tebes. Ita mos tentu la fiar ba lia fuan nee kalu ida moris naton nia. Feto ida maak fo sain lia nee ema at ida, feto labu ida, feto maak biasa toba namutu no mane lear se maak atu fiar? Padahal Maromak kasu tian niakan sala hotu-hotu. Maromak fo perdua tian ba niakan sala hotu2.

• Rasul sia natudu hahalok seluk. Nai maak mate nalo sia neon susar no kaduak. Sia nasusar neon basuk, dadi ema baruk no todan. Sena an iha uma dei, la nouk tuir feto sia maak ba atu fo mina morin ba Nai Maromak iha rate laran. Mais hosi niakan Rasul hotu2, Maromak sei boi no natudu Rasul ida maak nia nadomi basuk (Yohanes) bodik nare no fiar ba lia fuan nee. “Ia melihat dan percaya”. Tan hadomi liu resik ba Nai, nia mos fiar Maromak moris tebes. Paska ohin loron, la fo natene ba ita bodik buka Maromak iha rate toba loti an, mais buka Maromak maak moris; moris iha ita kan neon laran, iha mamaluk, iha itakan uma kain laran, iha ita kan karian laran, …. maak atu fo ita moris bei-beik.

• Tinan tama tinan maak liu tian, iha rai tasi balu ba ema fiar “Maromak nee la iha” “Maromak mate tian”. Allah sudah mati. Orang tidak suka memikirkan Allah. Gereja2 mamuk tan ema buka moris no niakan ber raiklaran. Maromak nee sia ganti fali ba OSAN NO LOIT, KARIAN LOS LA HANOIN MAROMAK, RAIKLARAN NIAKAN BER NO HAKARA SELUK NOSI MAROMAK NIAKAN. Maak kona la hos Maromak maak mate mais ita maak mate. Ita maak hakara hoo tenik Maromak. Hedi no hisa hikar Maromak ba Krus, ita maak hasai Maromak hosi itakan neon laran no moris laran. Ema raiklaran nakara nia atu ganti fatik Maromak tan nuu nia nalo niakan mamaluk tuir neon, tuir hakara hanesan Maromak Raiklaran ida.

“HADER... TAN KRISTUS FO KROMAN BOT BA ITA

15.51 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
SABTU ALLELUIA
TAHUN A/II
2008

……………………………….
Seluruh bacaan pada malam hari ini mengisahkan tentang karya dan kebesaran Tuhan. Kebesaran Tuhan terletak dalam 2 peristiwa besar yakni Penciptaan dan penyelamatannya. 9 bacaan dari PL atau yang pada malam hari ini kita bacakan 3 di antaranya, mulai dari Kejadian, Keluaran dan Yesaya mengisahkan kepada kita kebesaran Tuhan tersebut.

• Dalam kitab kejadian, kita dapat mengalami kebesaran Tuhan dalam menciptakan Alam semesta dan isinya selama 6 hari dan pada hari ke-7 Tuhan beristirahat dari seluruh pekerjaannya. Dengan menciptakan alam semesta langit di atas dan bumi di bawah, alam dan tumbuhan serta binatang serta mengatur jalannya hari demi kebahagiaan manusia sebagai citra Allah. Tuhan malah memberi manusia kuasa untuk atur dunia atas nama Allah; ingat bukan atas nama diri.

• Kitab Keluaran mengisahkan tentang Paska bagi orang Yahudi dengan membebaskan mereka dari genggaman Mesir dan Firaun. Allah telah berjalan lewat rumah mereka; dengan berjalan lewat (demikianlah artinya Pesakh), selamatlah mereka dari murka Allah. Di sinilah manusia mulai belajar megetahui kodrat Allah yang tidak hanya mencipta dan mengatur dunia, tetapi menyelamatkannya. Inilah pengalaman baru bagi Israel yang memberi mereka kepercayaan dan kenangan indah atas peristiwa ini. Inilah yang kemudian mendasari iman dalam agama mereka.

• Kitab Yesaya bab 54 menggambarkan pasang surut hubungan Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Mereka terkadang dan bahkan sering tidak setia memegang janji dengan Allah. Mereka tidak setia. Walaupun mereka sering berusaha mau meninggalkan Allah, tapi Allah tetap setia; inilah Allah yang tidak pernah meninggalkan mereka.
…………………….
Dengan latar belakang kisah-kisah di atas, kisah-kisah tentang sejarah penciptaan, penyelamatan Israel dan kenakalan Israel sebagai pilihan Allah, kita dapat lebih memahami peristiwa kebangkitan Yesus sebagai puncak dari karya keselamatan Allah. Hadirnya Yesus sekaligus penderitaan dan wafat serta kebangkitan Yesus adalah cara Allah yang terakhir dan definitif; upaya Allah menyelamatkan manusia dan dunia sekali untuk selamanya. “setelah berulang kali dan dengan berbagai cara Allah berbicara kepada manusia lewat penciptaan, para nabi, malaekat2 terdahulu, Allah kini menggunakan puteranya yang Tunggal untuk berbicara kepada manusia sekaligus mengangkat martabat manusia”.
Warta dan makna kebangkitan dijelaskan dalam 2 bacaan dalam PB. Bacaan epistola dari Roma dan Matius dengan jelas menerangkan peristiwa besar ini. Inti Pesannya adalah bahwa Yesus bangkit dari mati. Ia beralih dari kematian kepada kehidupan. Jelas terungkap dalam kata-kata malaekat “jangan takut, aku tahu bahwa kamu mencari Yesus yang disalibkan. Ia tidak ada lagi di sini, sebab Ia sudah bangkit, seperti yang sudah dikatakanNya. Marilah dan lihatlah tempat Tuhan dibaringkan. Pergilah segera mengabarkan kepada murud2Nya bahwa Ia sudah bangkit dan mendahului kamu ke Galilea”. Tidak ada seorangpun di sana yang menjadi saksi bahwa Ia bangun dari kubur tetapi bukti bahwa makam kosong, informasi malaekat dan penampakan Yesus beberapa kali setelah bangkit. Inilah sesuatu yang harus diimani oleh kita orang Kristen. Inilah puncak dari keselamatan dari Allah sendiri. Inilah berkat dan anugerah dari Allah kepada kita. Percayakah kita akan hal ini?
…………………
Surat Paulus kepada jemaat di Roma memperingatkan kita lagi akan anugerah yang mengalir dari pembaptisan. Pembaptisan memungkinkan kita ambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Kristus (ingat pembenaman, baptizein: pembenaman). Kebangkitan Yesus memberikan keselamatan kepada siapapun yang percaya dan dibaptis atas namaNya. Pembaptisan membuat seorang beriman mengambil “untung” dari karya keselamatan Allah. Sadarkah kita akan karunia ini?
…………………….
Perayaan Malam Paska pada malam hari ini memberi kita beberapa pesan nyata :

• Bahwa warta kebangkitan ini harus ditanggapi dengan iman kepercayaan. Dasar kepercayaan kita adalah bahwa kristus tidak hanya mati tetapi bangkit dari antara orang mati. Warta ini disampaikan oleh para malaekat dan diteruskan oleh para rasul yesus. Dalam Credo kita berdoa dengan penuh percaya : “nia mate naton pontius pilatus ukun, hotu ema nedi nia ba krus, nia nasae an ba lalean, tun ba limbo, nola loron tolu nader nikar nosi rate”. Agama kita lahir justru dari iman kepercayaan ini, yang telah diturunkan oleh para rasul. “jika Kristus tidak bangkit sia-sialah iman kita (1Kor 15:13)”. Sia-sialah kita berharap padanya. Sia-sialah hidup kita yang percaya padanya. Sia-sialah semua usaha kita.

• Kebangkitan harus membawa warta gembira. Dengan kebangkitan Tuhan mengubah kematian menjadi kehidupan. Maka seperti Yesus, kita juga perlu mengubah penderitaan (lia susar) menjadi kegembiraan (lia diak : se ida maak mai misa nodi laran moras, laran nakali, laran namanas, neon susar musti fila nosi neon diak, laran diak, laran malirin), putus asa menjadi harapan, kebencian menjadi cinta, permusuhan menjadi persahabatan. Kita harus bangkit dari kemalasan kita, masa bodoh kita terhadap perkembangan diri, sesama dan Gereja. Se ida maak mai nodi neon rakat malu atu fila nikar nodi neon maak atu fo dame ba malu, fo matakmalirin ba malu, fo domin ba malu, fo oin ba malu, fo kneter ba malu, fo neon ba malu, …. Ita kan selamat no perdua bot hosi Maromak nee, iha ita kan Misa laran ita hahu tian hodi haklaok Badut Lilin Paska maak fo ba ita roman Maromak, maak atu naroman/ fo kroman ba ita kan dalan, itakan hahalok, itakan lia fuan, itakan neon laran. Tuir nuu Santo Paulus nia kan hanorin maak nia tulis tian ba niakan hutun serani sia iha kota Efesus niabe atu moris hanesan nuu ema roman ida. Paulus naak : “HADER, EMA MAAK TOBA AT, MADER HOSI EMA MATE TAN KRISTUS FO KROMAN BOT BA EMI”. “Bangunlah hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu”. Lia fuan tatean nee, lia fuan Maromak maak fo ita neo bot bodik moris tuir los, hanoin tuir los, haklaok tuir los iha moris laran. Kalo ita halo tian lia fuan nee, sebenarnya Kristus moris tian iha ita kan neon.

• CERITA : (958) Surga, Kebangkitan. Waktu Yesus bangkit dari kubur, orang mewawancarai Yusuf dari Arimatea, “sekarang kubur yang kau pinjamkan pada Yesus, sudah menjadi milikmu lagi. Apa rencanamu atas kubur ini?” Jawabnya “Ketika saya dengar bahwa Ia bangkit, saya lari ke kubur. Dia tidak ada di sana lagi. Dia telah mengembalikan kubur itu pada saya. Jadi yang saya lakukan adalah menempatkan sebuah kursi tepat di depan makam itu. Ketika menjelang sore hari saya pergi dan duduk di sana sambil berkata pada diriku: Yesus dari Nazareth pernah terbaring di sini lalu Allah membangkitkan dia. Yusuf dari Arimatea juga akan terbaring di sini, dan apa yang akan Allah buat terhadap dia? Saya akan percaya juga bahwa Allah akan membangkitkan saya karena kepercayaan saya ini. AMIN.

Salib kebenaran dan kemenangan

15.48 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
JUMAT AGUNG
TAHUN A/11
2008
………………………………
Kalau kita mau memberi arti pada seluruh perayaan pada hari ini, maka saya dapat mengatakan pada anda bahwa hari ini kita merenungkan bersama dasar kemenangan kita yakni salib. Sejak kecil sampai dengan saat ini, entah sadar atau tidak, sengaja atau tidak sengaja, terpaksa atau tidak kita biasa menandai diri dengan salib.
Satu fakta yang tidak bisa kita hindari adalah bahwa Yesus disalibkan. Penyaliban adalah satu bentuk pelaksanaan hukuman mati terutama bagi budak-budak dan pemberontak politik atau orang yang melawan pemerintah yang sah. Jelas di sini bahwa Yesus diadili oleh instansi Romawi dengan tuduhan melawan dan memberontak di bawah kekuasaan Prokurator Pontius Pilatus. Tuduhannya adalah bahwa Ia adalah Mesias (Raja Orang Yahudi), walaupun Dia tidak pernah menyebut diriNya seperti itu. Tuduhan itu datang dari para pemimpin agama Yahudi seperti Ahli Taurat dan Farisi serta pemuka Yahudi seperti Saduki. Bagi mereka, Yesus menghujat Allah karena berbagai pekerjaanNya dan kata-kataNya.
Dengan alasan ini, Yesus lalu digiring keluar dari ruang pengadilan dan ditempatkan di sebuah halaman untuk seterusnya diarak menuju kepada tiang gantungan. Yesus diarak dengan sejumlah pasukan Romawi dan dihujani makian dan teror dari rakyat Yahudi yang menginginkan sendiri hukuman mati bagiNya. Perjalanan yang panjang, salib yang berat, makian, pukulan dan sengatan matahari menimbulkan penderitaan yang maha berat. Inilah yang dialami Yesus saat itu, hukuman yang tidak manusiawi. Seseorang yang dijatuhi hukuman salib biasanya jenasahnya tidak diturunkan dari salib, tetapi dibiarkan tergantung dan menjadi tontonan. Hanya mereka yang jahat dan berasal dari kelas masyarakat paling rendah saja yang disalibkan. Itu berarti Yesus disamakan dengan orang-orang ini.
Hukuman yang diterima Yesus sebenarnya adalah hukuman dengan 2 alasan mendasar; motof politik dari pihak Romawi sebagai pemberontak yang mengganggu stabilitas keamanan Pax Romana, dan di lain pihak motif agama yang datang dari pemimpin agama yang menginginkan kemurnian agama Yahudi.

Apa makna salib yang kita hormati dan rayakan pada hari ini?

• Yesus adalah Raja Kemuliaan dan Kebenaran. Kita bisa lihat dalam percakapan dengan Pilatus. Kebenaran dan kemuliaan salib tidak terletak dalam pembalasan dan sebaliknya dalam sikap sabar dan setia serta taat pada rencana Allah pada diriNya. Yesus sebenarnya bisa menolak hukuman itu hanya dengan menyangkal bahwa Dia bukan Mesias. Tapi kebenaran bukanlah sikap pengecut tetapi terbuka terhadapnya. Kebenaran selalu jujur walaupun dengan resiko. Dalam madah-madah Hamba Yahwe, kebenaran, sesaat nampak kalah dari yang tidak benar dan salah. Tetapi itu tidak akan bertahan. Salib bukan tanda kekalahan tetapi kemenangan. Via Crus bukanlah semata Via dolorosa tetapi Via Victoria.

• Salib adalah lambang solidaritasNya dengan manusia yang mau dilayani dan ditebusnya. Dia mati untuk semua orang. Inilah kebanggaan kita. Dia tidak hanya mati untuk Rasul2Nya yang bersih, Dia malahan mati untuk Petrus yang menyangkalNya dan Yudas yang mengkianatiNya. Dia tidak peduli berapa besarnya dosa dan kesalahan kita. Inilah dasar solidaritas kita dengan orang lain. Untuk kita, setiap orang adalah citra Allah yang harus diselamatkan. Putih hitam, kaya miskin, dll…

• Salib menyadarkan kita akan dosa2 sosial kita. Salib dapat berfungsi sebagai kritik terhadap berbagai situasi ketidakadilan di sekitar kita; korupsi yang dibiarkan merajalela, pencurian yang meluas dan seolah dibiarkan, kemalasan yang ditoleransi, penindasan sesama yang tidak manusiawi dan dibiarkan terus terjadi (TKI bermasalah tetapi kita biarkan terus terjadi….), dll.

• Salib adalah tanda pengharapan. Pengharapan akan muncul menjadi sinar keselamatan kalau kita bersedia memikul salib kita masing-masing. Dalam keluarga, dalam pekerjaan kita, dalam suku, dalam masyarakat, dalam tugas sebagai pemimpin (KUB, Lingkungan, Desa dan Lurah, Politik dan agama, dll). Setiap kita sejak dilahirkan, diletakkan sebuah salib untuk kita pikul dengan setia. Dalam hidup, bukan perkaran kesuksesan dan keberhasilan yang pertama dinilai, tetapi seberapa kita setia memikul salib hidup kita. Mengapa kita harus melepaskan salib kita kalau Tuhan sendiri sebenarnya sudah memberi contoh bahkan memikulnya untuk kita?
………………………………
CERITA : (1.434 hal. 262) Memotong salib. Alkisah ada sekelompok orang saleh mengadakan ziarah sambil memikul salib. Perjalanannya sulit. Terdengar banyak keluhan dan rintihan. Salah seorang dari antara peziarah mendapati salibnya terlalu berat, sehingga ia memotong sebagiannya sehingga salibnya menjadi pendek. Setelah berjalan beberap hari, para peziarah itu mendekati tanah terjanji yang penuh dengan sukacita dan damai abadi dalam hadirat allah. Tetapi mereka masih mengalami suatu rintangan yang harus diatasi. Ada sebuah jurang terbentang lebar di antara mereka dan surga. Bagaimana mereka dapat menyeberang? Salah seorang di antara mereka menemukan cara mengatasinya yaitu bahwa setiap orang menggunakan salibnya sebagai jembatan. Dan apa yang terjadi? Ternyata ukuran salib mereka persis pas untuk menjembatani jurang itu. Maka semua pemikul salib dapat menyeberang dengan selamat ke surga kecuali dia yang memotong salibnya mendai lebih pendek dan ringan.

Kenangkan!! lupakan jangan...

15.47 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
KAMIS PUTIH
TAHUN A/II
2008

KENANGKAN, LUPAKAN JANGAN!!!

……………………………….
Dalam pengalaman setiap hari misalnya ketika berpisah, akan bepergian ke luar daerah, akan meninggal, seseorang biasanya meninggalkan kenangan berupa ciuman perpisahan, sapu tangan persahabatan, kata2 pisah, surat wasiat, petuah dan nasihat, wejangan dll. Pada sore hari ini, kita memperingati pertemuan terakhir Yesus dengan murid2Nya. Dapat dibayangkan bahwa saat2 seperti ini merupakan pertemuan yang mengharukan karena tak mungkin terulang kembali sebuah pertemuan yang lengkap seperti ini. Pada saat inilah Yesus membuat sebuah kenangan yang tak dapat terlupakan; pembasuhan dan Penetapan Ekaristi.Inilah dua hal mendasar yang menjadi inti Perayaan Kamis Putih. Kenangan Yesus bukan sebuah kata-kata kosong karena dibarengi dengan tindakan nyata; pembasuhan.
………………………
Kita belajar 2 hal di sini.

• Teladan Cinta dalam Pelayanan. Hari ini adalah hari Cinta Kasih. Untuk kaum muda dan Remaja Hari Kasih adalah 14 Februari di mana masing-masing pasangan ingin memberikan sebuah kenangan manis untuk mereka yang dicintai. Untuk kita, inilah hari Cinta Kasih yang memberi kita inspirasi dan harapan bahwa Cinta dapat mengalahkan segala sesuatu termasuk nafsu sekalipun. Inilah sebuah contoh konkret yang ditunjukkan oleh Yesus sendiri yang telah turun dari martabatNya yang Ilahi sebagai Anak Allah. Ia datang kepada umat manusia untuk melayani hingga sehabis-habisnya. Nai ida maak Naraik an lanasaek an hanesan nuu Maromak ida. Dia rela meninggalkan atributNya sebagai Allah dan mau “membasuh kaki” muridNya. Ini adalah pekerjaan yang biasa bagi seorang hamba hina dina. Tetapi Ia mau mengambil itu sebagai milikNya. ”AKU YANG ADALAH TUHAN DAN GURUMU, MAKA KAMU WAJIB SALING MEMBASUH KAKIMU”. Yesus tidak pernah memilih bahwa Ia harus membasuh kaki murid yang satu dan tidak untuk murid yang lain. Yudas sama sekali tidak menghalangi keinginan hati Yesus untuk melayani setiap tipe manusia. Petrus yang hendak menolak juga tidak menjadi alasan Tuhan membiarkan Dia. Semuanya mendapat pelayanan; kaya miskin, kotor bersih, baik jahat, benar salah, kampung kota, keluarga dan yang buka keluarga, dll. inilah Cinta yang harus terwujud melampaui batas tanah, batas kampung, batas negara, batas KUB, batas keluarga, batas Suku, dll. Cinta itu harus terwujud dalam bentuk pelayanan yang konkret. Santa Theresia dari Calcutta : Iman dalam perbuatan adalah Cinta dan Cinta dalam perbuatan adalah Pelayanan” (Total Surrender, hal 129).

• Hal kedua adalah Ekaristi. Yesus meninggalkan sebuah kenangan abadi dalam Bentuk Ekaristi. Ekaristi naak sa ida? Eukaristein yang berarti ucapan syukur. Dalam hal ini kita bersyukur karena Allah memberikan AnakNya menjadi santapan bagi kita; Tubuh dan Darah PuteraNya. Pelayanan dan penyerahan diri yang total ditunjukkan oleh Yesus dengan mencurahkan darahNya sebagai ganti Anak Domba Paskah silih atas dosa Israel. Cara lama telah diganti dengan cara baru. Dulu orang Israel menggunakan Ran manas dan Ran malirin untuk silih atas dosa-dosa mereka. Inilah yang telah diubah secara total oleh Yesus dengan darahNya sendiri; sekali untuk selamanya.

 Terhadap perjamuan Tubuh Yesus mengatakan : Inilah tubuhKu….
 Terhadap perjamuan Darah Yesus mengatakan: Inilah darahKu…

Inilah cara Yesus yang total dan habis-habisan. Pelayanan yang membuahkan pembebasan dan keselamatan, sehingga kita yang setiap kali ikut ambil bagian dalam PE, dipanggil untuk melayani sampai sehabis-habisnya. Kita tidak merayakan Ekaristi karena dipaksa oleh Ketua Lingkungan dan KUB, menyenangkan anak dan orang lain, supaya dinilai baik oleh tetangga, tetapi seluruh hidup adalah ungkapan syukur kepada Allah. Seperti bunyi sebuah lagu:“Seluruh hidupku akan menjadi pernyataan syukur pada Tuhan”.
…………………. Kita mengenal Ibu Theresia dari Calcutta (+1997). Karya mereka yang terutama adalah merawat mereka yang miskin dan malang, yang sakit dan terlantar. Setiap kali ditanya mengapa mereka melakukan hal itu jawabannya : “karena dalam wajah mereka yang malang ini kami melihat Kristus dan agar sekurang-kurangnya menjelang kematiannya, orang-orang ini diperlakukan secara manusiawi dan merasakan kasih”. Kemudian ditanya dari mana mereka memperoleh kekuatan untuk melakukan itu, mereka menjawab : “dari sembah sujud di hadapan Sakramen Maha Kudus yang dijalankan setiap hari”. Tanpa doa dan Misa, mereka hanya menjadi pekerja sosial sebagaimana yang dilakukan kebanyakan orang termasuk yang tidak beragama dan beriman.
Semoga hari ini mengingatkan kita akan penghormatan kita terhadap Sakramen ini yang telah memberi kehidupan bagi kita.
Cerita: Pada suatu musim kemarau yang panjang, terjadi kelaparan dan kehausan hebat. Terjadi krisis air. Seekor induk burung Pelikan (manu……. ) dan anak2nya ada dalam bahaya maut. Demi keselamatan anak-anaknya, unduk itu dengan paruh yang tajam mematuk dadanya sendiri hingga mengalir keluar darah segar. Mereka lolos dari bahaya kehausan namun induknya sendiri mati karena kehabisan darah. Kematian yang indah. Dalam hatinya ia berkata: Kenangkan, Lupakan jangan!!!
Amin.

Lake Odamatan

15.44 by Patrisius Sixtus Bere 5 komentar
LAKE ODAMATAN
(dari DAKODO - lagu Gereja Bahasa Tetun)

Lake oda matan halo luan ba
Te Nai Yesus too na atu tama ba
Se maak Meo bot nee mai habesi an
Nia maak natuda no tuli setan
Alleluia (3x)

Lais lalean lake odamatan wain
Nai Maksorin too na atu tama ba
Se maak b’rani ukun too lalean ba?
Nia maak malaekat sian ulun duuk
Alleluia (3x)

Etuk ema sia neon diak los
Te Nai Yesus lake bodik lalean
Uluk Nia tanis iha haok ba
Ohin Nia dadi naran fukun Nai
Alleluia (3x)

Hodi dahur bot Nai Yesus foti an
Sae lalean tur ba nian trono ba
Uluk Nia nisa an ba krus mate
Ohin Nia moris no fo moris no
Alleluia (3x)

PROBLEM OF GOD

Jumat, 05 Februari 2010 21.34 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
PROBLEM KETUHANAN DAN SOLUSI TEISTIK DALAM FILSAFAT TRANSENDENTAL IMMANUEL KANT



Gagasan tentang Allah adalah warisan klasik umat manusia. Maka penting sekali bagi kita untuk mengetahui apakah gagasan itu mempunyai nilai objektif atau tidak. Karena dari pemecahan soal ini tergantung seluruh orientasi dan arti hidup manusia.
Kontrol Filsafat mengenai ide tersebut telah dimulai oleh para filsuf jauh hari sebelum Kant. Namun dari penelitian dan pemikiran Kant kita dapat mengatakan bahwa hal ini ternyata sangat ketat dan tajam dalam Filsafat Transendental Immanuel Kant. Tese-tese filsafatnya menunjukkan bahwa kemungkinan untuk mengetahui realitas transcendental seperti jiwa, kebebasan dan Allah, bukanlah pekerjaan yang tepat bagi akal budi teoretis, karena Allah adalah satu bagian dari “noumenon” atau “external world” yang tidak sanggup ditelusuri oleh eksplorasi kategoris akal budi manusia. Pengertian manusia akan Allah metafisis yang telah dibangun oleh para Rasionalis pendahulu Kant seperti Ariestoteles, Thomas Aquinas, Descartes, Leibniz dan pengikutnya Wolf adalah absurd karena apa yang dipahami bukanlah realitas itu sendiri, melainkan realitas sebagaimana ditampung dalam ide-ide dan akal budi manusia. Seorang Allah yang sesuai dengan prasangka-prasangka dan keinginan-keinginnan manusia sendiri.
Manurutnya, Allah bukanlah suatu entitas actual dan yang dapat direduksi sebagai “makhluk”. Allah adalah idea dari “reinen Vernunft”, satu idea yang tidak berkorelasi dengan realitas. Pemikiran Kant inilah yang lazim dikenal dengan istilah Agnostisisme. Secara sederhana saja, istilah ini dapat dipahami demikian; kita tidak dapat mengetahui apakah Allah ada atau tidak. Dan karenanya ia menghendaki “agama dalam batas rasio murni.” Menurutnya kita harus “menolak pengetahuan, supaya dapat menyediakan ruang bagi iman.”
Maksud Kant sebenarnya dapat dirumuskan secara sederhana “jangan sentuh metafisika!” karena metafisika merupakan lautan dalam dan gelap yang tak mungkin terseberangi. Bila hal itu dilanjutkan maka Metafisika akan terjerumus dalam Antinomi dan Paralogisme. Metafisika yang Dogmatis (maksudnya adalah Kosmologi Rasional, Psikologi Rasional dan Teologi Rasinal) adalah sia-sia dan tidak masuk akal karena mengabaikan Krisisme atau penyelidikan sebelumnya terhadap batas-batas pengetahuan rasio manusia.
Meskipun Kant mengumumkan usaha Teologi Tradisional atau Transendental adalah “sia-sia dan tidak berlaku.” Tetapi Kant percaya dan tidak menolak adanya suatu realitas nomenal yang kita sebut Allah walaupun argumentasi mengenai realitas objektif Allah tidak dapat dibuntikan.
Solusi teistik Kant yang dapat ditemukan dalam karya-karyanya dalam bidang Epistemologi, Moral dan Agama menunjukkan bahwa Allah adalah Idea Regulatif yang berfungsi menata pengetahuan manusia atas realitas. Allah juga hanya dapat dipahami dalam hubungannya dengan moralitas. Moralitas mengerti ide ketuhanan dan agama. Validitas hukum moral hanya dapat dipertanggungjawabkan bila kita mengakui Allah sebagai pemberi hukum moral manusia. Di sini pula letak sesungguhnya agama universal yang mau diperjuangkan Kant, yakni agama sejauh mengakui Allah sebagai pemberi hukum moral bagi manusia. Agama Kantian ini mendambakan suatu masa di mana keimanan historis eklesiastikal partikular tidak lebih dari sekedar sarana bagi keimanan dan keyakinan religius murni.
Kehormatan moralitas manusia yang diperjuangkan Kant di satu pihak menemui jalan buntu dalam penerapannya namun dengan demikian dia juga telah mensintesekan pikiran moralnya dengan ketiga aspek yang telah dikritiknya. Moralitas yang dibangun Kant merupakan jembatan penghubung yang aman bagi pengetahuan metafisis kita. Kant mengumandangkan kepada kita bahwa manusia perlu memanfaatkan masa hidupnya bukan untuk memikirkan hal-hal mentafisis tetapi melaksanakan moralitas yang memampukan kita untuk mengerti hal tersebut. Moralitas yang mau dibangunnya adalah moralitas berdasarkan kebebasan yang secara perlahan mengantisipasi dan menuntun manusia kepada kebahagiaan dan hal-hal lebih tinggi yang tidak dapat dipikirkan manusia. Nmoralitas mengerti ide ketuhanan.

Problem of God

14.05 by Patrisius Sixtus Bere 0 komentar
An idea about God is a most classical term of Philosophy. This is a very important problem to know, whether this idea objective or not is.